Headline

Sultan HB X: Pemimpin Wajib Kedepankan Keteladanan

156
×

Sultan HB X: Pemimpin Wajib Kedepankan Keteladanan

Sebarkan artikel ini
CALON PEMIMPIN: Pembekalan calon Perwira Remaja Akademi Angkatan Udara Tahun 2021. (humas pemda diy)

SLEMAN – Sebelum memimpin orang lain, wujud kesiapan dipimpin adalah memimpin diri sendiri. Menyiapkan seorang pemimpin diperlukan leadership dan followership.

“Kesadaran followership artinya memiliki kesediaan bekerjasama dan kemampuan mengendalikan ego,” kata Gubernur Sultan HB X saat memberi ceramah pembekalan 91 Calon Perwira Remaja Akademi Angkatan Udara  Tahun 2021 di Gedung Sabang Merauke AAU, Kompleks AURI, Yogyakarta, hari ini (29/6/2021).

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Kata Sultan, followership bukan bentuk ketidakberdayaan. Tetapi  kemauan  memberi peluang kepada pemimpin supaya bisa menjalankan kepemimpinannya.

Leadership akan berjalan dengan baik bila didukung followership. Sehingga bisa menjalankan program aksinya mencapai sasaran yang dituju.

Memimpin dengan aksi memerlukan persyaratan dan dukungan elemen kompetensi kepemimpinan.

BACA JUGA: Tingkat Kesembuhan Pasien 80,89 Persen, Tingkat Kematian 2,57 Persen

Modal yang harus dimiliki  seorang pemimpin tidak hanya intektualitas. Juga harus didukung kecerdasan emosional, komitmen pribadi dan integritas untuk mengatasi tantangan.

Pemimpin bukan sekadar memiliki karakter dan integritas. Juga bukan sekadar mempunyai kemampuan kepemimpinan.

Dia harus menunjukkan perilaku dan kebiasaan menjalankan serangkaian program aksi.

“Seorang pemimpin wajib mengedepankan keteladanan dengan menjalankan leadership by example,” ujar Sultan.

BACA JUGA: Sultan Minta ASN Batasi Kegiatan Luar Kota

Pemimpin juga ikut terlibat sebagai work leader dalam program aksi. Keteladanan merupakan kriteria pokok seorang pemimpin.

Agar dapat menjadi pemimpin, harus memiliki integritas dan komitmen yang kuat untuk memimpin secara benar, jujur dan arif.

Gubernur AAU, Marsekal Muda TNI Nanang Santoso mengungkapkan sedang menjalankan amanah membentuk para karbol menjadi perwira yang berintergritas.

Mendidik para karbol tanggap dan trengginas,  memiliki kepribadian luhur, kecerdasan optimal, dan kondisi fisik prima.

“Aspek karakter menjadi fokus utama. Karena karakter menjadi modal paling utama bagi seorang pemimpin agar bisa melayani dan memimpin,” kata Nanang. (aza/asa)