YOGYAKARTA – Tak lagi menjadi aparatur sipil negara, bukan berarti berhenti mengabdi dan melayani masyarakat.
Adalah Ir Eko Suryo Maharsono, mantan pejabat eselon II di Pemkot Yogyakarta yang tetap saja eksis menjadi pelayan bagi masyarakat meski telah pensiun sejak November 2019.
Sekadar diketahui. Eko Suryo semasa menjadi pegawai negeri di Pemkot Yogyakarta menduduki sejumlah jabatan strategis.
Antara lain, Asisten Bidang Pembangunan, kepala Bappeda Kota Yogyakarta, dan kepala Kimpraswil. Jabatan terakhir hingga pensiun menjadi kepala Dinas Kebudayaan.
Kini, mantan pejabat yang tinggal di kampung Juminahan ini masih konsisten mengabdi untuk kepentingan masyarakat.
BACA JUGA: Dewan Pers Sebut AMSI Crisis Center COVID-19 adalah Langkah Riil
Usai pensiun, Eko Suryo yang dikenal sebagai ahli sket bangunan ini direkrut sebagai anggota Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya Pemda DIY periode 2019 -2022.
Penunjukan Eko Suryo berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sultan HB X Nomor 17/KEP/2019.
Di lembaga ini, ada nama Ir Suyata (Arsitektur Konservasi dan Tata Ruang), Samrotul Ilmi Albiladiyah SS (Sejarah), Dr B Hestu Cipto Handoyo SH MH (Hukum).
Ir Yuwono Sri Suwito MM (Budaya), Drs Surya Helmi (Arkeologi), Agus Nugroho ST MT PhD (Teknik Sipil). Sementara Eko Suryo membidangi arsitektur.
“Hidup itu mengalir saja. Tapi bagaimana perjalanannya bisa memberi manfaat bagi orang lain,” kata Eko Suryo.
Selain menjadi Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya, Eko Suryo juga menjadi abdi dalem Kadipaten Kuro Pakualaman. Di tempat ini, Eko Suryo menjadi representasi Kadipaten Puro Pakualaman.
BACA JUGA: Wakil Rakyat Ini Pelihara Merpati Pos, Begini Alasannya
Ia bertugas mendampingi masyarakat sekitar Kadipaten Puro Pakualaman. Memberayakan masyarakat. Sekaligus mengangkat derajat kehidupan penduduk.
Salah satu program yang sedang dijalankan adalah social entrepreneur. Melalui UPT Kadipaten Puro Pakualaman, Eko Suryo intens melaksanakan serangkaian program di wilayah Kecamatan Pakualaman.
Mulai bercocok tanam, kampanye peduli lingkungan, hingga memproduksi mebel dari kayu bekas.
“Konsep program ini tidak profit. Bagaimana Kadipaten Puro Pakualaman bisa mengambil peran membuka lapangan kerja bagi msyarakat,” katanya.
Program yang dimulai sekitar tiga bulan lalu ini mulai membuahkan hasil. Bisa membantu masyarakat.
Di sela sela menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya dan kesibukannya di Kadipaten Puro Pakualaman, Eko Suryo masih menyempatkan diri melukis dan sket wajah. (aza/asa)