BANTUL – Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi perhatian khusus Kelompok 47 KKN Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).
UMKM yang dilirik dikembangkan di Dusun Gunung Polo, Kalurahan Argorejo, Pakanewon Sedayu, Bantul.
Dusun ini menjadi lokasi kuliah kerja nyata mahasiswa UMBY.
Kali pertama datang di tempat ini 23 Juli 2021. Setelah menjalin silaturahmi dan melakukan komunikasi dengan warga, Kelompok 47 memprioritaskan menggarap UMKM.
“UMKM sektor penting yang harus ditingkatkan. Karena sejak pandemi COVID-19, banyak produk-produk kehilangan pasar,” terang Ketua Kelompok 47, Leonardo Bualambowo Laia.
BACA JUGA: Tingkat Kesembuhan Pasien COVID-19 Capai 86,96 Persen
Kondisi tersebut membuat pelaku UMKM mengalami penurunan omzet penjualan. Barang-barang dagangan yang dijual nyaris tidak laku.
Inilah yang dialami Ira, warga Dusun Gunung Polo. Ia terdampak wabah virus corona yang tak juga berujung.
“Semua UMKM sangat terkena dampak COVID-19. Kalau tidak segera mendapat perhatian, usaha ini bias berhenti,” katanya.
Pelaku UMKM susah menemukan pasar. Pembelian lesu. Sementara kunjungan wisatawan ke Yogyakarta terus merosot.
“Padahal pasar dari produk kami adalah para wisatawan,” lanjut Ira.
BACA JUGA: Volume Kubah Barat Daya 1,4 Juta m3, Kubah Tengah 2,831 Juta m3
Mahasiswa KKN dari UMBY lantas mengangkat terpuruknya UMKM pada pandemi virus corona menjadi program kerja utama.
Mahasiswa berembug. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Shadrina Hazmi SE MSc,
Hasilnya, mahasiswa mengundang narasumber dan praktisi bisnis. Mereka didatangkan untuk berbagi pengalaman tentang pemasaran digital kepada pengusaha UMKM.
“Memanfaatkan teknologi untuk pemasaran sekarang adalah keharusan,” ujar Clier, saat menyampaikan pengalaman mengelola usaha melalui sosial media.
Tak hanya mendatangkan pembicara. Mahasiswa juga menyelenggarakan pelatihan digital.
Para pelaku UMKM di Gunung Polo dilatih memanfaatkan sosial media untuk memasarkan produk. (adv/asa)