YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Kasus stunting atau kegagalan pertumbuhan anak di Kota Yogyakarta terus menurun. Anak yang mengalami stunting tahun 2018 mencapai 21 persen.
Tahun 2019 turun menjadi 11,3 persen. Sedangkan tahun 2020 semakin menyusut hingga menjadi 10.72 persen.
“Angka ini jauh lebih baik dari standar yang ditetapkan World Health Organization sebesar 20 persen,” kata Wakil Walikota Heroe Poerwadi pada acara launching Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Daerah Istimewa Yogyakarta di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta (30/11/2021).
Saat bersamaan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara BKKBN dengan PT Boga Perkasa Sejahtera (BPS) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Heroe berharap pencegahan stunting dan peningkatan gizi ibu hamil tetap menjadi prioritas. Stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan, namun juga membuat perkembangan otak kurang maksimal.
Pencegahan stunting yang dilakukan Pemkot Yogyakarta antara lain memberi konseling gizi bagi calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui.
BACA JUGA: Sekolah Susah Biasakan Bahasa dan Aksara Jawa
Sosialisasi dan praktik Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), optimalisasi kegiatan kelompok pendukung ibu, serta optimalisasi kader PMBA di posyandu.
“Hari ini peluncuran program DASHAT di seluruh kampung KB se-DIY,” kata Heroe.
Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) menjadi bentuk intervensi stunting melalui pemberian makanan bergizi seimbang bagi ibu hamil dan keluarga risiko stunting. Caranya melalui optimalisasi bahan pangan lokal.
Heroe mendorong masyarakat mengajak kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor ( UPPKA ) membentuk tempat usaha.
(*/asa)