YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Kerja keras tak pernah membohongi hasil. Itulah yang dilakukan Mukhamad Ridhoi, pembuat tempe bermerek “Tempe Murni Pak Man”.
Pelaku UMKM yang tinggal di Warungboto Umbulharjo 4/1017 F RT 38/RW 09 Kelurahan Warungboto Kemantren Umbulharjo ini memproduksi tempe sejak tahun 2000.
Dwi, begitu sering disapa, mengolah 150 kilogram kedelai import menjadi tempe. Sehari-harinya, Dwi dibantu 4 pekerja.
Produksi pembuatan tempe dimulai dengan merendam kedelai selama satu malam. Lalu direbus setengah matang untuk memisahkan kedelai dengan kulit.
Selanjutnya direndam lagi selama semalam. Kemudian direbus sampai matang. Ditiriskan hingga dingin. Diberi ragi. Dan, siap dikemas.
“Ada cara membuat tempe agar tetap awet,” kata Dwi berbagi tips.
BACA JUGA:
- Sultan HB X: DIY Tidak Perlu Perusahaan Besar yang Rusak Lingkungan
- Muhammadiyah Manyadari Ada Keterbatasan Santuni Warga Tak Mampu
- PMK Tak Menulari Manusia, Daging Masih Bisa Dikonsumsi
Salah satunya memperhatikan suhu ruangan. Tempe akan lebih awet jika dimasukkan pada kulkas. Bisa tahan hingga lima hari. Jika tidak masuk kulkas, hanya akan bertahan selama tiga hari.
Tempe bikinan Dwi sudah dikenal para pedagang. Terutama pedagang Pasar Beringharjo dan Pasar Giwangan.
Juga banyak warga yang membawa tempe hingga Jakarta untuk dijadikan oleh-oleh.
Harga “Tempe Murni Pak Man” sangat terjangkau. Mulai Rp 5 ribu untuk ukuran kecil. Seharga Rp 8 ribu untuk ukuran besar.
(nik/asa)