YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Gubernur Sultan HB X mengatakan Indonesia memang negara yang membanggakan.
“Tetapi sarat masalah paradoksal,” kata Sultan pada acara Executive Training Optomizing Collaborative Leadership Kementerian Keuangan RI di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, hari ini (6/7/2022).
Kata Sultan, falsafah negara Indonesia adalah Pancasila. Implementasinya ingin memelihara semangat gotong royong dan mengedepankan kemufakatan dalam musyawarah.
Tetapi dalam keseharian banyak yang lebih suka melakukan rekayasa dan adu domba.
Karena itu, Indonesia membutuhkan tokoh kepemimpinan yang mampu menjadi pemersatu. Bukan karena kekuasaannya, tetapi karena kearifan dan bijaksana.
Lantas, apa pendapat Sultan terhadap pemimpin masa depan? Menurut Sultan, pemimpin masa depan harus bisa menumbuhkan kreativitas, prakarsa dan swadaya masyarakat.
Pemimpin masa depan harus memahami nilai-nilai kebhinekaan bangsa yang telah disatukan semangat proklamasi 17 Agustus 1945.
Pemimpin masa depan harus memiliki visi jauh ke depan melintasi abad ke-21. Karena Indonesia akan dihadapkan pada tantangan.
Yakni, mengaktualisasikan nasionalisme di tengah-tengah tarikan arus besar globalisasi.
Pemimpin inilah yang diharapkan menjadi pemersatu.
“Pemimpin masa depan bangsa Indonesia itu, siapa pun dia, haruslah atas ridha Tuhan Sang Maha Pencipta semata. Sebagai syarat kualitatif lulusnya laku dalam lakon pengabdiannya kepada bangsa selama ini,” beber Sultan.
BACA JUGA:
- Gedongtengen Bentuk Forum Perlindungan Korban Kekerasan, Petugas Diminta Jaga Rahasia
- Asosiasi Dokter Medis Dunia Sebut IDI Satu-satunya Wakil Indonesia
- Menyedihkan, Beginilah Kondisi Rumah Seorang Pahlawan Nasional
Sementara acara Executive Training diikuti 30 orang pejabat eselon 1 dan 2 di lingkungan Kemenkeu.
Bertujuan memantapkan jiwa kepemimpinan para pejabat. Direktur Lead and Beyond Kemenkeu RI Wiweko Adi Nugroho mengatakan, menemui Sultan HB X untuk belajar leadership.
“Para pejabat di Kementerian Keuangan sangat ingin mempelajari gaya kepemimpinan Bapak Sultan Hamengku Buwono X,” kata Wiweko.
Sultan tidak hanya memimpin ASN. Melainkan juga membangun hubungan harmonis dengan masyarakat DIY.
Penggabungan antara leadership style dengan budaya itulah yang unik dan autentik.
(aza/asa)