YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Sosok satu ini pernah menjadi pelawak terkenal di Indonesia. Menerima job di mana-mana.
Namanya Prayitno. Lebih dikenal dengan sebutan Mbah Darmo. Ia pernah bersama Kelik Pelipur Lara mengisi paket acara lawak di sejumlah televisi swasta di Indonesia pada tahun 2007.
Salah satunya segmen “Sulap Selip”. Tapi, itu dulu. Pria yang tinggal di kampung Gedongkiwo ini, namanya telah hilang dari kancah dunia lawak di Indonesia.
Kini, pelawak yang sudah menua ini sedang berjuang bertahan hidup. Kondisi mbah Darmo tak seperti dulu.
Hidupnya tidak lagi serba berkecukupan seperti saat menjadi bintang lawak di televisi.
Sekarang, berbagai pekerjaan dilakoni agar dapur tetep mengepul. Mulai ngamen musik angklung di jalan, hingga membuka warung brongkos di selatan persimpangan Pojok Beteng Kulon.
Namun, usaha membuka warung brongkos tahun 2020 tidak bertahan lama. Warung tutup.
BACA JUGA: Sepuluh Orang Berkaos Merah Cabuti Rumput di Alun Alun Utara
Tapi, suami dari Pipin ini masih memiliki pekerjaan menjadi “manejer” musik angklung. Tapi, hasilnya tidak bisa menutup kebutuhan sehari-hari.
Hasil mengamen hanya cukup untuk makan dan minum. Sementara Mbah Darmo memiliki seorang isteri dan dua anak yang harus dihidupi.
Bukan Mbah Darmo kalau tidak bersemangat. Di usia yang telah senja, Mbah Darmo tetap enerjik.
Ia melakukan apa saja agar bisa mendapatkan uang. Selain mengelola musik angkung, kini Mbah Darmo melakoni pekerjaan berburu barang rongsokan.
Menggunakan sepeda motor butut, Mbah Darmo keluar masuk dari kampung satu ke kampung lain.
Berangkat pagi hari, pulang sore hari. Kadang baru tiba di rumah pada malam hari.
Saat lelah, Mbah Darmo sesekali mampir di Wawrung Kopi Cinta milik Dewo PLO di Tamansari.
“Saya salut dengan mbah Darmo. Tetap semangat meski hidupnya sedang susah,” kata Dewo memberi kesaksian.
Salah satu bentuk semangatnya adalah naluri bisnis Mbah Darmo yang tak pernah redup. Beberapa hari lalu, Mbah Darmo berjualan minuman mineral pada salah satu event tahunan.
BACA JUGA: Yudisium, Luar Biasa Nilai Lulusan Fisipol Universitas Widya Mataram
Namun, Mbah Darmo harus menelan pil pahit. Ia dilarang membuka lapak di arae resmi.
Penyebabnya simpel saja. Karena tidak terdaftar sebagai peserta, Mbah Darmo dilarang berjualan.
“Santai saja,” ujar Mbah Darmo yang kini berusia 59 tahun.
Dewo, sahabat karibnya, tak henti-hentinya memberi perhatian. Ia menceritakan kondisi Mbah Darmo kepada sejumlah teman.
“Alhamdulillah. Ada atensi dari teman-teman,” kata Dewo.
Antara lain perhatian dari Budayawan Emha Ainun Najib, Anggota DPD RI Afnan Hadikusumo dan Komandan SAR DIY Brotoseno.
Sebenarnya, Mbah Darmo masih memiliki keinginan kembali meramaikan dunia lawak. Kembali berkiprah di panggung hiburan.
(aza)