Tutup
Bisnis

Konglomerat Hanya Sebagian Orang, Kontribusinya Capai 81,9 Persen

42
×

Konglomerat Hanya Sebagian Orang, Kontribusinya Capai 81,9 Persen

Sebarkan artikel ini
PROF DR EDY PROF EDY SUANDI HAMID: Rektor Universitas Widya Mataram (mukijab/zonajogja.com)

YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Kekuatan dan kearifan lokal masih dipinggirkan  raksasa ekonomi nasional.

Kekuatan ekonomi rakyat juga  belum bisa mengandalkan kekuatan dan kearifan lokal.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

“Sejauh ini kontribusi konglomerat masih eksklusif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Rektor Universitas  Widya Mataram (UWM), Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc pada acara Dies Natalis ke-40 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (4/10/2022).

Edy menegaskan, ekslusivitas kekuatan ekonomi konglomerat menjadi problem dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Terutama pembangunan sektor ekonomi.

Pembangunan berkelanjutan mengasumsikan pentingnya kesetaraan peran dan status sosial warga. Tetapi potensi kekuatan lokal belum sepenuhnya bangkit. Langkahnya kalah cepat dengan konglomerat.

BACA JUGA: Terjadi Resesi Global? Revisi Rencana Keuangan Anda

Konglomerat hanya sebagian orang. Hanya sekitar 0,2 persen. Tetapi konstribusi ekonominya mencapai 81,9 persen.

“Mereka mengatrol pertumbuhan ekonomi secara eksklusif. Ini tantangan berat dalam pelaksanaan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berbasis kesejahteraan, pertumbuhan, dan pemerataan,” kata Edy.

Sementara Guru Besar Geografi Regional dari UGM,  Prof Dr M Baiquni menyatakan, ketimpangan peran tidak perlu direspon dengan aksi fisik yang bisa kontraproduktif.

Lebih baik dihadirkan strategi alternatif.  Jalan dan logika alternatif masuk dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA: Karya Pelukis Batik Guntur Susilo Dipamerkan di Kampus UWM, Pengunjung Dibatasi

Jalan alternatif lebih logis di tengah perilaku anomi masyarakat teknologi 5.0. Misalnya mengembangan ekologi enterpreunersip yang melibatkan warga lokal maupun sinergi perusahaan.

Di tengah era disrupsi, perlawanan terhadap kekurangan, ketimpangan, diekspresikan dalam berbagai sikap yang ganjil.

“Masyarakat semakin melek teknologi, aktif mengembangkan konten-konten, termasuk hoax dan sampah , gemar perselisihan, perang opini, pornografi, dan lain-lain,” kata Prof Baiquni.

Dekan Fisipol  UWM,  Dr As Martadani Noor menyatakan, dies natalis fakultas bagian dari rangkaian kegiatan Pancawindu UWM.

Puncak acara  dilaksanakan pada upacara dies natalis 7 Oktober 2022. Kegiatan dilangsungkan secara daring diikuti oleh dosen dan mahasiswa. (*)