YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Inilah yang terjadi ketika dilakukan sosialisasi pengenalan olahraga prestasi disabilitas di sekolah tuna netra.
Adalah National Paralympic Commite Indonesia (NPCI) Kota Yogyakarta yang sedang melakukan safari kegiatan sosilisasi.
Kegiatan ini dilaksanakan sejak awal Desember lalu, dan berakhir hari ini (15/12/2022).
Para pengurus keluar masuk sekolah luar biasa untuk mengenalkan profil NPCI, serta visi misi dalam pembinaan atlet disabilitas.
Sasaran kegiatan ini adalah para guru, wali murid dan komite sekolah. Pada hari ke-7, sosialisasi digelar di SLB Yaketunis Jalan Parangtritis.
BACA JUGA: Menikmati Bingkai Lima Pelukis Senior l oleh: Rakhmat Supriyono
SLB Yaketunis adalah sekolah khusus yang mendidik anak-anak tuna netra.
NPCI menghadirkan pembicara anggota DPRD Kota Yogyakarta, Krisnadi Setyawan; Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dindikpora Kota Yogyakarta, Drs Agus Trimadi; serta Agus Windarto dan Faris Fadhli Domiri dari NPCI Kota Yogyakarta.
Saat Faris Fadhli menyampaikan materi, Kepala Sekolah Yaketunis, Sri Andarini Eka menyela.
“Maaf, Mas Faris. Bolehkah anak-anak maju ke depan?” tanya Andarini.
Faris, warga Rotowijayan yang menjadi atlet angkat berat ini hanya mengiyakan permintaan kepala sekolah.
Faris yang tak lagi memiliki kaki lengkap ini langsung berdiri. Berjalan di depan peserta sosialisasi.
Sekadar diketahui, Faris kehilangan kaki kanan setelah diamputasi karena kanker tulang.
BACA JUGA: DPK Bank Umum Terus Tumbuh, DKI Jakarta jadi Barometer Ekonomi Nasional
Ternyata, Andari didampingi beberapa guru, menuntun siswa yang tidak dapat melihat berbaris.
Satu per satu mempersilakan siswa memegang badan Faris yang kekar. Faris sempat salah tingkah dan merasa tidak enak.
Tapi, kemudian hanyut dalam keharuan. Politisi Krisnadi Setyawan, dan Kabid Pemuda dan Olahraga, Drs Agus Trimadi juga larut dalam pemandangan yang jarang dilihat.
Agus Trimadi membantu siswa yang ingin memegang lengan Faris. Ada pula siswa yang memegang badan Faris yang kekar.
Juga ada siswa yang ingin mengelus-elus wajah Faris yang berkumis dan berjenggot tebal.
“Maaf ya mas Faris. Ini salah satu cara supaya anak-anak bisa menggambarkan seorang atlet angkat berat,” kata Andari memberi alasan. (*)