ZonaJogja.Com – Pernah mendengar Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Yogyakarta?
Rumah Gemilang Indonesia adalah salah satu program dari LAZNas Al Azhar.
LAZNas Al Azhar sendiri telah beroperasi sejak 2009. RGI adalah lembaga yang bertujuan mengentaskan pengangguran usia produktif.
Berdirinya lembaga ini dilatarbelakangi banyaknya anak-anak muda dhuafa yang kurang beruntung.
Mereka sebagian besar putus sekolah, sehingga sulit mengakses pangsa pasar kerja.
Anak-anak dhuafa ini umumnya juga minim keterampilan. Akibatnya, mereka susah masuk dalam dunia kerja.
BERITA LAIN:
- Gelar Jumpa Pers, Alexander Minta Semua Pihak Pegang Asas Praduga Tak Bersalah
- Lazismu Yogyakarta Buka Lowongan Kerja, Bagi yang Diterima Dapat Fasilitas Pelatihan, Gaji dan Bonus
Keadaan tersebut menjadi inspirasi mendirikan RGI. Harapannya, RGI bisa memberi pengetahuan dan ketrampilan bagi anak-anak dhuafa ini.
“Kami menerima santri yang ingin serius belajar tentang kuliner. Semua free tanpa biaya,” kata Kepala Kampus RGI Yogyakarta, Mukhlas Madani.
RGI Yogyakarta berdiri sejak 2020. Lokasi kampus berlokasi sekitar satu kilometer dari Pemkab Sleman.
Berada di kawasan Asram Edupark, Dusun Jomblang Kalurahan Sendangadi Kapanewon Mlati.
Kampus ini dilengkapi ini mushala, rumah pondokan bagi anak yatim piatu dan santri yang ingin belajar memasak.
Bagian belakang terdapat dapur yang dilengkapi sebanyak 10 set piranti memasak.
BERITA LAIN:
- Dinpar Gelar Kejuaraan Arung Jeram, Sungai Progo Bakal jadi Wisata Olahraga Air Kelas Dunia
- Kulon Progo Buka Layanan Wisata Ramah Disabilitas, Pertama di DIY
RGI telah meluluskan tujuh angkatan. Masing-masing angkatan berkisar 10 hingga 13 santri.
Mereka berasal antara lain daru Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Jawa dan Bali.
“Kebanyakan santri. Tapi juga ada peserta dari masyarakat umum,” jelas Mukhlas.
Peserta yang ingin mengikuti program di RGI Yogyakarta bisa mendaftar secara online.
Syaratnya adalah dhuafa. Usia 17 hingga 30 tahun. Bisa membaca latin dan Arab, serta bersedia tinggal di pondok selama enam bulan.
Lima bulan pertama untuk belajar teori dan praktik, sedangkan satu bulan untuk proses magang.
Santri RGI biasanya diikutkan di sejumlah rumah makan, hotel atau jenis usaha yang menjadi partner kerja RGI.
BERITA LAIN:
- Diatensi Danais, Berharap Festival Pacak Sepuran jadi Destinasi Wisata
- Hatta Kawwa, Mantan Politisi yang jadi Pelopor Kelahiran Ngayogjazz
RGI menerapkan sistem pembelajaran dengan komposisi 40 persen skill dan 60 persen karakter.
Keterampilan atau skill akan digodok dengan cara penyampaian teori pada tahap awal kemudian praktik.
Para santri diberi kebebasan akan membuka usaha secara mandiri atau mencari kerja.
Banyak lulusan yang sukses. Ada yang jadi manajer dan supervisor di rumah makan rekanan.
Ada juga yang membuka warung makan sendiri. Perlu diketahui, anak-anak dhuafa yang nyantri tidak dipungut biaya.
“Keperluan operasional dan lain-lain dibantu para partner kerja baik individu maupun kelembagaan,” ujar Mukhlas. (*)