Kesehatan

Ibu Hamil Kurang Asupan Protein Berisiko Lahirkan Anak Stunting, Ini Penjelasannya

402
×

Ibu Hamil Kurang Asupan Protein Berisiko Lahirkan Anak Stunting, Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
MENJAGA KEBUTUHAN PROTEIN: Dr dr Neti Nurani MKes SpA(K) mengatakan,kualitas gizi yang tidak tercukupi saat ibu hamil, bisa memicu lahirnya seorang anak stunting. (azam/zonajogja.com)

ZonaJogja.Com –Ini pesan penting bagi ibu hamil. Selama mengandung, gizi harus diperhatikan.

Karena kualitas gizi yang tidak tercukupi saat ibu hamil, bisa memicu lahirnya seorang anak dalam kondisi stunting.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

“Kurangnya asupan protein pada seorang ibu hamil sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak ketika lahir,”  kata Dr dr Neti Nurani MKes SpA(K) saat menjadi keynote speech pada Seminar Pencegahan Stunting di SM Tower & Convention, hari ini (6/12/2023).

Acara ini diselenggarakan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dihadiri sekitar 100 peserta yang didominasi perempuan.

BERITA LAIN:

STUNTING: Seminar Pencegahan Stunting di SM Tower & Convention. Diselenggarakan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. (azam/zonajogja.com)

Saat menyampaikan materi Penanganan Stunting Terkini dan Penguatan Kolaborasi,  Dokter Neti mengatakan stunting pada balita juga dipengaruhi riwayat gizi ibu.

Seperti kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia gizi besi (AGB) selama masa kehamilan.

Ibu hamil dengan keadaan KEK akan menghasilkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang berisiko stunting.

Dokter Sulistiyari Retnowati menyebut banyak faktor yang menjadi penyebab stunting. Itulah sebabnya pengenalan dan pencegahan badan bayi lahir rendah pada kehamilan sangat perlu diperhatikan.

“Pencegahan kehamilan dengan berat badan bayi rendah adalah hal yang penting,” ujar Retno.

BERITA LAIN:

Faktor-faktor yang mengakibatkan berat badan bayi lahir rendah antara lain kehamilan pertama, merokok, kurangnya gizi saat kehamilan, sakit diabetes atau darah tinggi.

Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dr H Muhammad Komarudin SpA mengajak semua pihak bersama  mencegah terjadinya stunting.

“Stunting tidak hanya masalah kesehatan. Tetapi juga dapat berdampak pada kehidupan sosial,” kata Komarudin

Kata Komarudin, kasus stunting di Indonesia semakin menurun. Tetapi tetap perlu bekerja keras agar target prevelensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai. (*)