ZonaJogja.Com – Kabupaten Kulon Progo terus bersolek seiring semakin ramainya penumpang yang turun di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Salah satu program yang sedang digarap adalah membikin tempat-tempat wisata semakin menawan.
Termasuk mempoles sejumlah spot yang diharapkan bisa menambah daya tarik Kulon Progo.
“Tentu saja outputnya meramaikan lokasi wisata dan menambah jumlah kedatangan wisatawan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito.
Bahkan, Dinas Pariwisata sudah memiliki masterplan landmark di lima titik strategis.
BERITA LAIN:
- 1.410 Lansia di Kota Yogyakarta Terima Bantuan Rp 400 Ribu dari ASLUM, Cek Daftar Penerima
- Enam Sekolah jadi Pemenang Anugerah Inovasi dan Penelitian Kota Yogyakarta
Setelah membangun patung Adhikari Jaladara di Milir Kedungsari, bakal dilanjutkan membangun ikon di depan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Pertigaan Serut, Pasar Lama Teteg Kulon dan Alun-alun Wates.
Biaya pembuatan patung Adhikari Jaladara di Milir Kedungsari bersumber dari Dana Keistimewaan Tahun Anggaran 2023.
Di penghujung akhir Desember 2023, sedang disiapkan pemasangan patung di Pantai Trisik dan Pantai Glagah.
Pembangunan dua patung ini juga mendapatkan pembiayaan dari Dana Keistimewaan.
BERITA LAIN:
- Lampu Hias di Jalan KHA Dahlan Ambruk
- Puluhan Bank Terima Anugerah LPS Awards 2023, LPS juga Apresiasi Peran Jurnalis
Sedangkan pembuatan patung di Pantai Trisik dan Pantai Glagah digarap seniman patung bernama Heru Siswanto.
Di kalangan seni patung, seniman yang tinggal di Ngrompang RT 94 Banyon, Pendowoharjo, Sewon ini bukan orang baru.
Alumni Fakultas Seni Murni Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI) Yogyakarta ini semakin terkenal sejak dipercaya menggarap Patung Gandrung Terrakota (seribu penari terrakota) di Taman Gandrung Terrakota Banyuwangi, Jatim.
Heru juga membuat patung Pangeran Diponegoro dan Pangsar Sudirman di Bantul.
Lalu ikon wisata Cikakak Wangon, Banyumas, Jateng. Patung Sugriwo Subali di Gua Kiskendo, Kulon Progo. Patung Semangat Pemuda di Banyuraden, Jateng.
BERITA LAIN:
- Musim Penghujan, Sungai di Yogyakarta Berisiko Banjir Bandang
- Telkomsel Launching Mobile Selling Simcard, Bermanfaat bagi Wisatawan
Kini, Heru yang mengaku hanya sebagai vendor ini sedang menyelesaikan dua patung.
Patung pertama menggambarkan seorang gadis muda sedang membawa anak penyu bersama induk dan dua penyu besar.
Patung ini menyampaikan pesan pentingnya generasi muda harus menjaga kelangsung hidup, termasuk penyu.
“Mengapa menggunakan wanita? Karena wanita itu merawat ,” ujar Heru.
Sedangkan patung kedua berupa naga dengan kepala di bawah, ekor di atas. Patung ini akan menjadi ikon di Pantai Glagah.
BERITA LAIN:
- Sultan HB X: Keistimewaan DIY Dilindungi Konstitusi
- Lelung Jodog, Legendanya Masakan Daging Kambing di Bantul, Eksis Sejak 1993
Dua patung ini dijadwalkan akan dipasang di pintu masuk kawasan Pantai Trisik, Sabtu (9/12/2023) besok.
Heru mengatakan, dua patung itu dibuat dari fiberglass dengan finishing logam.
Karena anggaran bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais), Heru yang memimpin langsung pembuatan patung.
Ia dibantu lima orang yang mempunyai ketrampilan menggarap patung dari gerabah, loga atau fiber.
BERITA LAIN:
- Rumah Gemilang Indonesia Yogyakarta, Tempat Para Santri Digojlok jadi Koki Hebat
- Profesor Muchlas, Rektor yang Jago Main Gitar dan Bikin Kampus jadi Hijau
Heru membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan pembuatan dua patung. Masing-masing setinggi dua meter lebih.
“Saya senang bisa berpartisipasi mengisi Keistimewaan DIY, meski hanya dengan seni patung,” kata Heru.
Menurut Heru, Danais telah memberi kontribusi bagi pemberdayaan dunia seni untuk menopang pariwisata di DIY.
Ia berharap, Danais semakin membumi. Semakin memberi manfaat bagi masyarakat. (*)