Kronika

Makin Banyak Perempuan Berprestasi, Tapi Masih Hadapi Kesenjangan Akses

311
×

Makin Banyak Perempuan Berprestasi, Tapi Masih Hadapi Kesenjangan Akses

Sebarkan artikel ini
GURU BESAR BARU DARI UMBY: Ketua Senat Ir Wafit Dinarto MSi MCE (tengah) didampingi Rektor UMBY, Dr Ir Agus Slamet STP MP MCE menyampaikan ucapan selamat kepada Prof Alimatus Sahrah. (Humas UMBY)

ZonaJogja.Com –  Kaum perempuan di Indonesia yang memperoleh pendidikan tinggi, termasuk gelar sarjana, terus meningkat.

Tetapi, masih ada kesenjangan dalam akses dan kualitas pendidikan antara perempuan dan laki-laki.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

“Ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perempuan dalam mencapai posisi yang setara di tempat kerja dan mencapai kepuasan karir secara maksimal,” ujar Prof Dr Alimatus Sahrah MSi di Aula Fakultas Ekonomi Kampus I UMBY, Jalan Wates (26/2/2024).

BERITA LAIN: Suami Isteri Kompak jadi Profesor di UGM, Dikukuhkan Tanggal yang Sama

Profesor Alimatus mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi wanita karir menuju Indonesia Emas 2045.

Tantangan dari dalam diri individu misalnya perasaan kurang percaya diri, takut kegagalan maupun takut mencapai kesuksesan.

Wanita karir juga sering menghadapi tantangan membagi waktu dan perhatian antara tanggung jawab karir dan keluarga.

Selain itu, masih ada keyakinan negatif terhadap kinerja kaum wanita yang  merusak aspirasi untuk kemajuan karir.

BERITA LAIN: Satpol PP Operasi Pelajar Keluyuran saat Jam Sekolah, Ada yang Berdalih Disuruh Pulang

Tantangan lain kehidupan bermasyarakat. Wanita karir sering dihadapkan pada stereotip gender yang membatasi persepsi dan peluangdi tempat bekerja.

“Wanita karir dengan pendidikan tinggi cenderung mengalami  fear of success lebih tinggi daripada laki-laki,” kata Alimatus.

Solusinya, perlu pemahaman mendalam tentang faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan wanita dalam dunia kerja.

BERITA LAIN: Sarjiyono, Pria Lumpuh yang Bahagia Bisa Duduk di Kursi Roda

Alimatus mengatakan penting melihat lebih jauh dari batas nasional  dan mempertimbangkan kondisi internasionalisasi sebagai strategi utama.

Memperkuat kolaborasi internasional, Indonesia dapat belajar dari praktik terbaik mendukung kesejahteraan subjektif wanita karir.

Rekomendasi strategis itu mencakup pertukaran pengetahuan dan kebijakan dengan negara lain yang berhasil mengatasi tantangan serupa. (*)