LAYANAN unit gizi bersertifikat halal di Indonesia menyimpan potensi besar. Potensi ini tidak terlepas dari posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi Islam terbesar di dunia.
Tak hanya memberi jaminan halal kepada pasien, unit gizi halal di rumah sakit juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan layanan cost center.
Unit gizi dapat berkembang tidak hanya melayani kebutuhan penyediaan makanan yang bermanfaat kepada pasien di rumah sakit.
Namun juga menjangkau pasien dan pelanggan di luar rumah sakit. Sertifikat halal pada unit gizi di rumah sakit dapat dijadikan daya tarik utama untuk mengembangkan layanan catering.
BERITA LAIN: Jelang Lebaran, Harga Cabai Turun, Daging Ayam Naik
Tentu saja, katering dengan jaminan kualitas yang baik dan bersumber dari bahan sesuai syariat agama Islam.
Unit gizi halal di rumah sakit juga berpotensi dikembangkan mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Pasien membutuhkan makanan yang halal dalam proses penyembuhan.
Berdasarkan data yang dikeluarkan The Royal Islamic strategic Studies (RISSC), angkanya sekitar 87,2 persen dari total populasi.
Konsep pengembangan unit gizi rumah sakit yang bersertifikat halal mulai dikembangkan beberapa rumah sakit yang dikelola persyarikatan Muhammadiyah.
BERITA LAIN: PKS Incar Kursi Walikota Yogyakarta, Nama Calon Tunggu Keputusan DPP
Antara lain Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Mengutip keterangan Ahli Gizi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Ulfah Latifa, unit gizi rumah sakit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sedang mengembangkan diversifikasi usaha melalui layanan katering untuk pasien maupun pelanggan di luar rumah sakit.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta juga meluncurkan layanan katering bagi warga yang ingin menjamin gizi dari asupan sesuai kebutuhan individu.
Sertifikat halal menjadi modal utama optimalisasi bisnis katering yang dikelola RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
BERITA LAIN: Sungai Code Berpotensi Resistensi Antibiotik, Ada Kandungan Logam di Sungai Winongo
Layanan katering bersertifikat halal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sangat diminati pasien rawat inap.
Bahkan, bagi pasien yang diperbolehkan pulang dan harus menjalani diet dengan pola makan khusus. Termasuk menjadi langganan pasien dengan hemodialisa atau pasien homecare.
Ke depan, pengembangan layanan gizi halal di rumah sakit menjadi potensi dilakukan diversifikasi usaha. Tapi, menghadapi tantangan.
Salah satu aspek yang perlu disiapkan menyangkut manajemen produksi. Manajemen harus baik.
BERITA LAIN: Dindukcapil Kota Yogyakarta Percepat Aktivasi IKD, Layanan Jemput Bola Dimaksimalkan
Manajemen yang baik akan berimplikasi terhadap pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit.
Juga memastikan distribusi makanan ke luar rumah sakit dalam keadaan steril.
Selain manajemen produksi, unit gizi yang menerapkan katering halal perlu memikirkan strategi pemasaran yang menarik. (*)
- Penulis adalah Mahasiswa Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta