Tutup
Wisata

Mahasiswa FIMPA UGM Petakan Jalur Pendakian Gunung Sumbing dari 4 Arah

119
×

Mahasiswa FIMPA UGM Petakan Jalur Pendakian Gunung Sumbing dari 4 Arah

Sebarkan artikel ini
EKSPEDISI: Mahasiswa UGM memetakan jalur pendakian Gunung Sumbing berbasis data spasial dan nonspasial. (humas ugm)

TEMANGGUNG, ZonaJogja.Com – Empat mahasiswa FMIPA UGM melakukan pemetaan jalur pendakian Gunung Sumbing berbasis data spasial dan nonspasial. Ekspedisi ini disupport Dana Hibah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pendakian dipimpin Alif Kurniawan (Kimia 2018). Beranggotakan Annisa Dwi Putri (Geofisika 2019), Natalia Rani Dewanti (Geofisika 2019), dan Alfian Surya Rahmadan (Matematika 2019).

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Kegiatan pemetaan jalur pendakian ini dilaksanakan Agustus – November 2021. Jalur pendakian yang disurvei meliputi Jalur Cepit (utara), Jalur Banaran (timur), Jalur Butuh Kaliangkrik (selatan), dan Jalur Bowongso (barat).

Jalur Cepit di Dusun Cepit, Desa Pagergunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Jalur Banaran di Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung.

Jalur Butuh Kaliangkrik di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Jalur Bowongso di Desa Bowongso, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo.

BACA JUGA: Yogyakarta Dipilih jadi Lokasi Muktamar II GPK

Data spasial berupa data tracking jalur pendakian, koordinat pos-pos pendakian, sumber mata air, daerah bahaya, dan tempat penting lain.

Juga memetakan ketinggian tempat-tempat penting di gunung, panjang jalur pendakian dan jarak antar pos pendakian, perbedaan tinggi, kelerengan serta dokumentasi perjalanan.

Sementara data non spasial meliputi lokasi basecamp pendakian, tata cara perizinan pendakian, foto keadaan jalur pendakian, waktu tempuh pendakian, dan deskripsi tentang jalur pendakian.

“Hasil penelitian berupa buklet pariwisata dan peta pendakian, laporan akhir, poster kegiatan dan video dokumenter berisi informasi penjelasan data spasial dan non spasial,” terang Alif.

Buklet pariwisata dan peta pendakian selanjutnya diberikan kepada pengelola basecamp pendakian. Pengelola basecamp menyambut positif gagasan mahasiswa UGM.

Karena buklet pariwisata dapat meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan dalam pendakian.

(*/asa)