Kronika

Akan Ada Masa Berhenti Menanyakan Keadaan

159
×

Akan Ada Masa Berhenti Menanyakan Keadaan

Sebarkan artikel ini
IR AMAN YURIADIJAYA: Masa kanak kanak jadi refleksi. (istimewa)

YOGYAKARTA –  Ada yang menyukai lagu Kuncung yang dinyanyikan Didi Kempot? Lagu ini membuka kenangan masa kecil. Adalah Sekda Kota Yogyakarta, Ir Aman Yuriadijaya yang mengaku terkenang masa kecil saat mendengar laku Kuncung.

“Lagu ini  mengajak kembali kepada jaman bocah. Bermain dengan sebaya, saling menghampiri, lalu bermain layangan di lapangan pinggir desa,” kata Aman.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Ia juga masih ingat ketika ada yang bermain benthik, lompat tali hingga masak-masakan. Juga sepak bola yang hanya bubar jika adzan maghrib berkumandang.

Atau petak umpet yang berakhir saat salah satu pemain tak ditemukan karena pulang tak bilang-bilang.

Kata Aman, dunia kanak-kanak memang penuh dengan tawa ceria. Masa dimana urusan pelik baru seputar menghindari tidur siang untuk bermain bersama teman.

Rentang dimana kebingungan baru sekadar memutuskan mau beli kue coklat atau vanilla. Periode saat masalah berat hanya menyelesaikan tugas matematika di rumah.

“Hari-hari itu memang menjadi masa yang sangat menyenangkan. Masa segalanya terlihat mudah. Masa semuanya terasa ringan,” ujar Aman yang lahir di Bondowoso, Jawa Timur ini.

Ia lantas membandingkan masa kanak kanak dengan dewasa. Jika semula hanya diminta memilih es krim atau roti, kini dihadapkan pada pilihan kampus yang berimbas pada masa depan.

Bila tadinya hanya bingung membuktikan rumus relativity, sekarang resah menegaskan eksistensi diri.

Dulu membuat siasat kabur saat jam tidur, sekarang harus mengatur strategi agar si dia tak kena telikung. Begitulah kehidupan. Semakin hari  persoalan yang harus dihadapi semakin pelik.

Semakin hari, semakin rumit menemukan solusi.

“Namun bagaimanapun, tetap harus dijalani. Seberat apapun harus dihadapi. Meski perlahan, harus melangkah dengan pasti,” kata Aman.

Artinya, terus menjalani proses untuk mendapatkan progres.

Karena sejatinya, dalam setiap kehidupan pasti ada pembelajaran. Dalam belajar, ada tahapan. Ada proses yang dijalani untuk meningkatkan kualitas diri. Ada tangga yang harus dinaiki. Ada jenjang semakin tinggi.

Kata Aman, manusia tak akan bisa mencapai hasil yang diharapkan jika tak meraih progres melewati proses. Dalam setiap tahap, harus ada yang meningkat.

Setiap jenjang, mesti ada yang bertambah. Pada setiap anak tangga, harus ada yang berkembang. Entah berupa pemikiran, pengalaman, hingga kedewasaan.

Seperti ruang sekolah, ada petak-petak kelas saat mendapatkan ilmu tentang kehidupan. Ada kelas ketika hanya perlu mengamati agar mengerti.

Selanjutnya dilatih mengalami agar lebih memahami. Di tataran berikutnya,  akan semakin mahir. Akhirnya dapat menguasai.

“Puncaknya adalah mampu membagi apa yang dimiliki dengan penuh kerendahan hati,” ungkapnya.

Perjalanan proses, tentulah banyak yang menyertai. Akan ada tawa, tangis, sedu sedan dan canda. Ada jatuh, bangun, sakit dan sembuh. Semuanya akan saling melengkapi, hingga membentuk jalinan hidup yang utuh.

Pemikiran yang luas dan terbuka akan memberi ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat. Pengalaman yang utuh dan mendalam akan mengajari tentang penghargaan dan kehormatan.

Pada akhirnya, akan mencapai kedewasaan menyikapi segala yang terjadi dalam kehidupan.

Akan ada masa berhenti mempertanyakan keadaan. Akan tiba waktunya tak mempersoalkan kenyataan. Ada fase saat akhirnya menikmati belajar tentang kehidupan.

Hingga tiba pada batas kesadaran bahwa semuanya terjadi dalam skenario terbaik Tuhan. Segalanya berjalan bukan tanpa alasan. Termasuk saat harus menerima kenyataan ditinggalkan sang mantan. (aza/asa)