YOGYAKARTA – Perpanjangan PPKM level 4 hingga 9 Agustus mendatang akan berdampak terhadap usaha mikro, kecil dan menengah.
Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) UGM, Dr Hempri Suyatna mengungkapkan, PPKM Darurat hingga level 4 membuat banyak UMKM bangkrut.
Bahkan, gulung tikar. Hempri berpendapat perpanjangan PPKM menjadi ancaman serius terjadinya deindustrialisasi sektor UMKM.
“Perpanjangan PPKM level 4 berpotensi menambah beban berat pelaku UMKM. Banyak sektor UMKM yang gulung tikar atau alih profesi,” kata Hempri seperti dikutip ugm.ac.id.
BACA JUGA: Yosi Monceli; Pebisnis yang Sedang Sibuk jadi Relawan Oksigen
Kata Hempri, pelaku sektor UMKM pada kondisi sekarang tidak hanya butuh modal kerja.
Namun, juga jejaring pemasaran serta fasilitas pengembangan bagi UMKM yang alih profesi.
“Sayangnya ini kurang mampu dilakukan oleh pemerintah,” ujarnya.
Padahal, pemerintah dan swasta sebetulnya bisa membantu UMKM melalui inovasi penerapan protokol kesehatan.
Misalnya sistem giliran pedagang agar tidak terjadi kerumunan. Perlu ada sedikit pelonggaran pada destinasi wisata.
BACA JUGA: Pasien COVID-19 Meninggal Dunia di DIY Terus Menurun
Namun, tetap diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung, atau mengatur jam buka wisata untuk menghindari kerumunan.
Gerakan bela dan beli produk lokal harus terus digaungkan agar pelaku UMKM tetap bisa bertahan.
“Ada pemda yang mengajak ASN membeli produk UMKM. Saya kira ini sangat membantu di tengah menurunnya daya beli masyarakat,” katanya.
UMKM sebenarnya memiliki kapasitas dan pengalaman bertahan pada pandemi. Tetapi, jika tidak ada kepekaan pemerintah untuk membantu dan memfasilitasi, UMKM akan susah berdaya.
Bansos dan digitalisasi UMKM tidak cukup efektif membantu UMKM. Perlu dipikirkan desain jaminan sosial bagi pelaku UMKM, sehingga mereka bisa tetap terus bertahan saat terjadi bencana. (aza/asa)