SLEMAN, ZonaJogja.Com – Tentang makanan, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Yakni keamanan dan nilai gizi.
“Sebab, makanan yang dikonsumsi untuk membuat lebih sehat. Bukan mendatangkan penyakit,” kata Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Yusmiyati SGz RD pada Talkshow “Cara Pengolahan Makanan yang Baik Tingkat Rumah Tangga” .
Seperti dilansir kanal Youtube RSA UGM, Yusmiyati mengingatkan, keamanan dan nilai gizi makanan yang dikonsumsi harus terjamin.
Tidak berpotensi memunculkan berbagai masalah kesehatan. Penjaminan terhadap makanan dimulai dari tahap pemilihan bahan makanan sampai pengolahan.
Bahan makanan yang dipilih harus dalam keadaaan baik. Ikan, misalnya.
Tanda-tanda ikan masih segar dapat dilihat dari insang yang bewarna merah atau belum kecoklatan.
Mata ikan masih cembung. Jika sudah cekung, kondisi sudah tidak bagus. Bila ingin membel daging, periksa warna, kekenyalan daging, dan bau.
Pilih daging yang masih bewarna merah segar, tekstur yang kenyal, dan berbau segar.
Jika membeli daging giling, juga harus melihat warna. Bila mendekati biru atau hijau, bisa jadi diambil dari sumber daging yang tidak baik.
Bagaimana dengan tepung? Pilih tepung yang tidak bernoda dan berjamur. Jangan memilih tepung yang diletakkan di tempat lembab.
Saat membeli makanan kaleng, pilih yang masih utuh.
“Jangan kaleng yang penyok. Ada kemungkinan terjadinya kebocoran tempat masuknya bakteri,” katanya mengingatkan.
`Agar aman, pilih bahan makanan yang sudah tersertifikasi. Juga periksa label bahan makanan, sudah melewati badan pemeriksa atau belum.
Pada talkshow ini, Yusmiyati menyinggung kebiasaan memanaskan makanan yang telah dimasak.
“Penghangatan kembali dapat mengancam kerusakan gizi dalam makanan,” ujarnya.
Berdasarkan hasil riset, makanan paling rentan mengalami kerusahan saat dipanaskan adalah telur.
Sayur juga bahan makanan yang kandungan vitamin mudah rusak ketika dipanaskan.
Sedangkan daging tidak rentan rusak saat dimasak kali kedua kali dan seterusnya.
(*/asa)