YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Analisis morfologi menunjukkan terjadi perubahan morfologi pada kubah lava barat daya di Gunung Merapi. Perubahan berupa bekas guguran.
Tetapi, tidak teramati perubahan ketinggian signifikan. Sedangkan morfologi kubah tengah tidak teramati ada perubahan.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 20 Februari 2022, volume kubah lava barat daya sebesar 1.578.000 meter kubik. Sementara kubah tengah 3.228.000 meter kubik.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi.
Pada minggu ini, guguran lava teramati sebanyak 73 kali ke arah barat daya. Didominasi ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2 ribu meter.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,4 cm/hari.
Intensitas curah hujan tanggal 3 Maret 2022 sebesar 26 mm per jam selama 260 menit di Pos Kaliurang. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Berikut kesimpulan yang dikeluarkan BPPTKG Yogyakarta:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
(aza/asa)