YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Tempat kuliner hanya menggunakan gerobak kecil. Tapi, pelanggannya besar. Datang dari mana-mana.
Itulah gerobak yang sehari-hari menjual gado-gado, lotek, kupat tahu dan karedok.
Pemiliknya bernama Mutmainah. Wanita berusia 56 tahun ini telah berjualan kuliner berbahan tanaman sejak 1991 bersama Muhammad Irfan, suaminya.
Berjualan di sisi selatan Jalan KHA Dahlan. Persisnya depan RSU PKU Muhammadiyah. Mutmainah dan Irfan beradu keberuntungan.
Kali pertama berjualan, Mutmainah menjual lotek seharga Rp 200, gado-gado Rp 500.
Buka setiap hari jam 10.00, tutup pukul 16.00. Ternyata, keputusan berjualan lotek, gado-gado, kupat tahu dan karedok berbuah manis.
Daganganya laku keras. Para pembeli kebanyakan karyawan RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Juga warga Kauman dan sekitarnya.
“Alhamdulillah. Semakin hari, semakin banyak pelanggan,” kata Mutmainah sembari membuat gado-gado.
Waktu terus berjalan. Harga-harga juga terus berubah. Terutama kacang. Kata Mutmainah, besarnya harga tergantung harga kacang.
Bila harga kacang di pasar naik, ia juga akan menyesuaikan harga gado-gado, lotek, tahu kupat atau karedok per porsi.
BACA JUGA:
- Hyundai Siapkan Tiket Gratis Piala Dunia 2002, Caranya Cukup Pilih 1 dari 3 Cara
- LPS: Kendalikan Suplai Uang, Cara Terbaik Sikapi Kondisi Global
- Yuk, Ikutan DeLans Singing Contest, Lomba Khusus bagi Lansia yang Hobi Bernyanyi
Mutmainah tidak ingat berapa kali menaikkan harga sejak pertama berjualan tahun 1991.
Namun, kenaikan tersebut tidak berdampak. Pelanggan terus berdatangan. Bahkan, pelanggan baru juga terus bertambah.
Singkat cerita, Mutmainah harus berjualan di tempat lain. Pasalnya, Jalan KHA Dahlan menjadi wilayah terlarang bagi pedagang kaki lima.
Tidak boleh untuk berjualan. Termasuk berdagang menggunakan gerobak. Ia sempat tidak menentu berjualan ketika Jalan KHA Dahlan sedang direnovasi.
Ketika pandemi covid-19, Mutmainah juga memutuskan berhenti berjualan. Setelah pandemi reda, Mutmainah kembali berjualan.
Tapi, bukan di depan RSU PKU Muhammadiyah. Tapi, pindah di Jalan Nyai Ahmad Dahlan.
“Saya mulai berjualan di sini sejak Januari 2022,” katanya.
Gerobak ditempatkan di sisi timur jalan. Ia menunggu pelanggan. Harga per porsi juga disesuaikan.
Mutmainah mematok harga lotek Rp 14 ribu per porsi. Sedangkan gado-gado Rp 17 ribu per porsi.
Soal rasa, jangan ditanya lagi. Racikan bumbu yang dibikin Mutmainah disukai para pelanggan.
Bila Anda penasaran, silakan datang ke Jalan Nyi Ahmad Dahlan. Buka setiap hari pukul 10.00 hingga 16.00.
(nik)