Kampus

Didatangi Mahasiswa UMBY, Limbah jadi Pupuk Organik Cair

207
×

Didatangi Mahasiswa UMBY, Limbah jadi Pupuk Organik Cair

Sebarkan artikel ini
PELATIHAN: Mahasiswa UMBY mengajak masyarakat mengurangi penggunaan pupuk kimia. (ist)

ZonaJogja.Com –  Menciptakan hidup ramah lingkungan, mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta memaksimalkan penggunaan pupuk organik cair (POC).

Padukuhan  Kepuh, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul menjadi lokasi sasaran program pembuatan POC.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Mahasiswa KKN Kelompok 55 pun mengumpulkan penduduk. Warga yang sehari-harinya menjadi petani dilatih membuat POC.

Penggunaan POC terbukti bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah jumlah mikroba pengurai.

Pupuk organik dibuat dari sampah rumah tangga, kotoran ternak, limbah pertanian, serta bahan lain yang bersifat organik.

BERITA LAIN: Literasi Digital Wajib Dimiliki Semua Kalangan, Tujuannya untuk Ini

“Kami mengajak masyarakat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Selain harganya mahal, juga tidak ramah lingkungan,” ujar Rian Surya Fajar, Ketua KKN Kelompok 55, Rian Surya Fajar.

Selama ini, warga Padukuhan Kepuh hanya membuang limbah rumah tangga. Padahal, limbah  memiliki manfaat, juga nilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan warga.

Sementara pekerjaan sehari-hari penduduk  adalah petani yang membudidayakan tanaman singkong, kacang tanah, dan padi.

Dukuh Kepuh, Slamet Triyono berharap warga dapat memanfaatkan limbah  rumah tangga menjadi POC.

“Sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia dapat dikurangi,” kata Slamet memberi alasan.

BERITA LAIN: Pemkot Yogyakarta Buka Lowongan PPPK, Simak Informasinya

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ruly Ningsih MPd berharap pelatihan pembuatan POC  menjadi solusi bagi masyarakat maupun pemerintah dalam menangani masalah  sampah.

Ia berharap mahasiswa UMBY bersama penduduk bisa bersinergi  membantu mengatasi penumpukan sampah di TPST Piyungan.

Selain pelatihan pembuatan POC, mahasiswa menyelenggarakan jalan santai, sosialisasi penyakit antraks dan lumpy skin disease (LSD) pada hewan ternak sapi. (*)