ZonaJogja.Com – Ada kabar tidak enak soal kesehatan. DIY urutan ke-3 penderita Japanese Encephalitis (JE) di Indonesia, setelah Bali dan Kalimantan Barat.
Saat ini, Dinas Kesehatan DIY menargetkan 42 ribu anak usia 9 bulan hingga 15 tahun sudah divaksin untuk mencegah penyebaran JE.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, drg Emma Rahmi Aryani MM menyebutkan penderita yang terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala spesifik.
“Sehingga kerap disangka seperti flu biasa,” kata Emma kepada wartawan pada acara Pencanangan Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) di Kota Yogyakarta, di Hotel Jambuluwuk, hari ini (3/9/2024).
Biasanya, gejala yang menunjukkan peradangan otak baru akan muncul 4 sampai 14 hari setelah mengalami gigitan nyamuk.
BERITA LAIN: Tukar POIN, Pelanggan Telkomsel dari Demak Dapat Hadiah Mobil
Gejalanya seperti demam tinggi secara tiba-tiba, gejala pada gastrointestinal, perubahan pada status mental, sakit kepala, dan perubahan pada gaya bicara dan berjalan.
Sementara pada anak, gejalanya diawali demam, muntah, kejang, diare, dan menjadi lebih rewel.
Dokter Yuli Kristianto dari Ikadan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan, Japanese Encephalitis adalah penyakit yang terjadi karena virus JE yang ditularkan melalui nyamuk.
Virus ini mengakibatkan terjadinya radang otak.
“Kasus ini ditemukan di Asia dan beberapa negara di kawasan Pasifik Barat, termasuk Indonesia,” terang Yuli. (*)