SLEMAN, ZonaJogja.Com – Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) membuka pendaftaran peserta angkatan ke-3.
Program kali ini diikuti 128 mitra yang menyediakan sebanyak 36.203 lowongan magang.
MSIB angkatan ke-3 ini dibuka 11.967 program magang dan 24.236 program studi independen.
Juga dibuka 1.769 posisi magang dan 139 proyek studi independen. Nantinya ada 3.679 mentor dalam MSIB angkatan ke-3.
Pada pameran kali ini, mitra diberi kesempatan melakukan pitching terkait program yang ditawarkan bagi mahasiswa.
Sementara mahasiswa dapat memilih program yang akan diikuti. Sebagian besar program magang dilaksanakan secara luring, dan didorong menerima mahasiswa lokal.
Sedangkan studi independen dirancang bisa diikuti seluruh mahasiswa dengan prioritas pada skill teknologi digital.
“Tantangan saat ini, program MSIB dua angkatan trennya memang naik. Tapi hanya berpusat di Pulau Jawa. Harapannya nanti bisa mengakomodasi mahasiswa di daerah Indonesia Timur dan Indonesia Utara,” kata Kepala Program MSIB, Tutus Kusuma dalam MSIB Fair: Road to Festival Kampus Merdeka di Grha Sabha Pramana UGM (5/7/2022).
MSIB dapat diikuti mahasiswa program sarjana minimal semester 5 serta mahasiswa vokasi minimal semester 3 untuk program D2, semester 4 untuk program D3, dan semester 5 untuk program D4.
BACA JUGA:
- Dibuka Layanan KB Gratis, Terima Pasang Baru, Bongkar dan Ganti Cara
- Gelar Amazing QRIS, Ajak Wisatawan Gunakan Pembayaran Modern
- Akreditasi Dorong Universitas Capai Kualitas Unggul
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja, mengatakan kebutuhan tenaga trampil, kreatif, inovatif, dan berjiwa kepemimpinan banyak dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri.
Soft skill tersebut bisa didapatkan lewat program MSIB.
“Harapannya mahasiswa bisa menjadikan MISB proses menuju sukses dan mengambil banyak pengalaman dan bekal,” kata Beny seperti dilansir ugm.ac.id.
Dirjen Perumahan Kemnterian PUPR, Irwan Supriyanto mengatakan ada empat bidang yang dijalankan dalam program ini.
Salah satunya pengembangan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini membuka peluang diikuti minimal 112 mahasiswa.
Pendampingan perumahan susun melibatkan (minimal 25). Pembangunan rumah khusus korban bencana (15). Pendampingan peningkatan kualitas dan pemberdayaan rumah swadaya dalam penanganan kemiskinan ekstrem (67).
“Kami mengundang 779 mahasiswa yang sebagian besar dari Fakultas Teknik, seperti arsitek, sipil, dan lingkungan,”terangnya.
(aza/asa)