SLEMAN, ZonaJogja.Com – Sepuluh mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta turun lapangan.
Mereka menemui para perajin batik di Desa Plalangan, Desa Pendowoharjo, Kapanewon Sleman.
Kesepuluh mahasiswa itu adalah Zelig Risnanda Adam, Tono Prasetyo, Alvira Nuraini Rachmawati, Putri Rizky Yuniar, Baharuddin Ngamar Yusuf, Shafa Windy RI, Harits Pujiyanto, Abhirama Nur Ahnaf, Adinda Chika MD, dan Berliana Anggita Sari.
Lokasi yang dikunjungi adalah sentra industri perajin batik Ayu Arimbi. Mahasiswa ingin membantu mengembangkan pemasaran produksi batik melalui sosial media dan e-commerce.
BACA JUGA: Pembeli Dawet Jabung di Ponorogo Tak Boleh Bawa Lepek, Ternyata Ini Alasannya
“Harapan kami, pemasaran dengan sosial media akan meningkatkan penjualan batik yang diproduksi Batik Ayu Arimbi,” kata Ketua Tim, Zelig Risnanda Adam kepada ZonaJogja.Com, hari ini (22/1/2023).
Zelig mengatakan, produksi para perajin batik sudah maksimal. Namun pasar yang kurang luas, juga belum maksimalnya akses pemasaran, menyusahkan pemasaran.
Itulah sebabnya, mahasiswa ingin menganalisis karakteristik industri batik sekaligus daya saing tulis Ayu Arimbi.
Mengkaji strategi pemasaran para perajin. Juga peningkatan literasi digital branding dan pemanfaatan e-comerce.
Mahasiswa menyebut ada masalah yang dihadapi para perajin batik. Antara lain kurangnya informasi manfaat sosial media dalam pemasaran produk.
Kurangnya pemanfaatan media sosial sebagai alat pemasaran, karena belum optimalnya pengetahuan para perajin tentang teknologi.
Para perajin selama ini hanya menggunakan whatsapp untuk promosi produk.
BACA JUGA: Tunggu Keputusan Penjabat Walikota, Rusunawa Tower 1 Tegalrejo Dikembalikan jadi Hunian
“Selain itu, belum ada daya dukung teknologi informasi untuk memasarkan produksi batik Ayu Arimbi,” kata Berliana Anggita Sari.
Solusinya, perlu dilakukan edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan menggunakan sosial media untuk marketing.
Sasaran edukasi adalah pengelola, perajin dan anak-anak muda. Warga dilatih membuat email.
Dilanjutkan pembuatan akun sosial media, termasuk akun aplikasi Shopee untuk menjual produk secara online.
Program awal, mahasiswa melakukan komunikasi dengan para pengurus Ayu Arimbi.
Selanjutnya dilakukan sosialisasi mengenalkan e-commerce dan sosial media. Mahasiswa juga memberi inovasi desain dan foto produk sebagai daya tarik produk.
“Kami juga memasang papan penunjuk arah untuk memudahkan konsumen mengetahui lokasi showroom Batik Ayu Arimbi,” ujar Harits Pujiyanto. (*)