Headline

Tokoh Tokoh Yogyakarta Kumpul di Monumen Diponegoro, Sampaikan 9 Seruan Moral

243
×

Tokoh Tokoh Yogyakarta Kumpul di Monumen Diponegoro, Sampaikan 9 Seruan Moral

Sebarkan artikel ini
SERUAN MORAL: Indonesia sedang tidak baik-baik saja. (azam/zonajogja.com)

YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Sejumlah tokoh dari berbagai elemen masyarakat di DIY, pagi tadi (20/5/2023), berkumpul di Monumen Pangeran Diponegoro.

Pertemuan ini digagas Forum 2045 yang diketuai Dr Untoro Hariadi. Dihadiri sekitar 60 orang. Siapa saja?

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Antara lain, Prof Dr Hj Siti Chamamah Soeratno (ketua umum PP Aisyiyah periode  2000-2005/2005-2010), Dr Khamim Zarkasi (cendekiawan), dan Sukardi SH (mantan Kajari Yogyakarta).

“Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja,” kata Untoro Hariadi.

BERITA LAIN: Mau Bikin SIM Baru atau Perpanjang? Daftar Dulu Ya, Ini Jadwalnya

Itulah sebabnya. Di tempat bersejarah ini, Forum 2045 menyampaikan  seruan moral.

Antara lain, mendesak lembaga yudikatif, legislatif dan eksekutif memahami dan melaksanakan amanah konstitusi untuk kepentingan rakyat dalam berbangsa dan bernegara.

Meminta para elit politik dan pemerintahan taat memenuhi janji politik dengan tuntas dan lunas.

Mendesak pemerintah dan penyelenggara pemilu mentaati konstitusi dan aturan berlaku dengan integritas.

Harus berlaku adil dan bertindak cermat dalam melaksanakan seluruh proses dan tahapan Pemilu 2024.

BERITA LAIN: Bikin Seminar, Paksiji Ajak Masyarakat Perangi Korupsi

UNTORO HARIADI: Ketua Forum 2045. (azam/zonajogja.com)

Menyerukan seluruh rakyat Indonesia tidak terpengaruh ujaran kebencian, fitnah, brita palsu dan upaya adu domba yang dapat menimbulkan perpecahan bangsa.

Menyerukan rakyat Indonesia agar tidak disetir segelintir elit oligarki ekonomi dan partai politik.

Forum 2045 menegaskan, rakyat dalah pelaku utama demokrasi. Partai adalah wadah aspirasi, diatur dan dikendalikan secara konstitusioal.

“Sehingga wajib memperhatikan aspirasi rakyat,” pinta Untoro.

Mengajak organisasi keagamaan, masyarakat sipiil, media massa, lembaga pendidikan, lemnbaga adat dan komponen bangsa lain menjadi pemandu nalar akal budi. (*)