BANTUL, ZonaJogja.Com – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan karena berdasarkan hasil kajian
Terdapat potensi bencana gempa bumi di DIY. Secara geologis, DIY merupakan daerah rambatan gelombang atau sumber gempa dari runtuhan patahan yang berusia dua juta tahun.
Letaknya di 10 kilometer di timur patahan Opak dengan orientasi pararel.
“Dengan adanya ancaman nyata ini, diperlukan kesiapsiagaan,” kata Plt. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNPB, Kheriawan pada pelatihan Geladi Ruang/Tabletop Exercise (TTX) Menghadapi Ancaman Bencana Gempabumi Sesar Opak.
Acara yang diselanggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini dilaksanakan di Hotel Grand Rohan, Jalan Raya Janti, Bantul.
BERITA LAIN: Ikuti Jejak Ayahnya, Kaisar Jepang Kunjungi Kraton Yogyakarta, Disuguhi Setup Jambu
TTX merupakan latihan penanggulangan bencana. Dipaparkan skenario, isu latihan dan strategi stakeholder dalam merespon bencana.
Kata Kheriawan, geladi ruang untuk meningkatkan pemahaman. Memperkuat jejaring serta sinergitas para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana di tingkat nasional dan daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono mengungkapkan gempabumi merupakan ancaman yang dapat mengakibatkan kerusakan besar dan mengancam nyawa manusia.
“Karena itu, perlu perlu mengambil tindakan tepat. Mempersiapkan diri untuk menghadapi,” kata Beny.
Plt. Sekretaris Utama BNPB, Rustian mencontohkan gempa bumi di Sumatera Barat dan Cianjur. Gempa terjadi di sesar aktif, dan belum terpetakan.
BERITA LAIN: Penjabat Walikota Minta Pegawai Pemkot Yogyakarta Tak Lakukan Pungli
“Ini menjadi bahaya laten yang bisa terjadi kapan saja,” kata Rustian mengingatkan.
Pelaksanaan geladi kali ini merupakan representasi dari upaya mereview rencana kebijakan prosedur, pembagian kewenangan, tanggungjawab dan mengidentifikasi kekurangan produk kedaruratan sebagai dasar penyusunan kebijakan menghadapi ancaman gempabumi di daerah lain.
Harapannya, pelatihan dapat mewujudkan sinkronisasi, keterpaduan dan integrasi dalam penanganan darurat bencana menghadapi ancaman gempabumi di DIY dan daerah lain. (*)