Profil

Ulama Itu Paku Bumi, Jaga Keseimbangan Alam

610
×

Ulama Itu Paku Bumi, Jaga Keseimbangan Alam

Sebarkan artikel ini
FAFIRU ILALLAH: Lukisan terbaru di atas kanvas. (tor)

YOGYAKARTA, ZonaJogja.ComAku melukis karena tertarik dengan warna. Warna itu indah, menyenangkan. Aku paling suka warna hijau, seger.

Muhammad Ahnaf  Mumtaza memaparkan alasannya senang melukis. Reza, begitu pria  kelahiran Yogyakarta 6 Juni 1999 ini akrab dipanggil,  sudah menghasilkan ratusan karya berupa lukisan dan sketsa serta beberapa kali mengikuti lomba lukis dan pameran bersama.

Ketika kelas 3 SMP (2015) pernah menjadi juara 2 pada even lomba melukis wajah Sri Sultan Hamengku Buwono  IX se DIY-Jateng  di Balai Pelestarian Budaya Yogya.

Reza juga pernah juga menjadi pemenang juara I lomba poster tentang gizi seimbang di Balai Kota DIY.

Kreatifitas seninya muncul sejak kecil. Umurnya belum genap dua tahun ketika ia mulai  menorehkan coretan-coretan di atas kertas putih.

BERITA LAIN:Runtuhan Patahan Berusia 2 Juta Tahun jadi Ancaman Laten DIY

“Papa  yang mengajari menggambar dan melukis. Beliau selalu menyediakan kertas dan alat gambar agar aku dan kakak bebas corat-coret,” kata  putra kedua pencinta dan  kolektor lukisan Ir M Agus Mazid Purnomo dan Ny Hayati di Kutu Dukuh, Jalan Magelang Yogyakarta.

Reza mulai melukis di atas kanvas saat umurnya mencapai  usia empat tahun. Pameran lukisan yang pertama diikuti saat umurnya baru 11 tahun. Saat itu Reza bersama tiga pelukis cilik lainnya mengelar pameran bersama di Sellie Coffee (2010).

Pameran bertajuk “Unpredictable” tersebut dibuka oleh GKR Pambayun dan mendapat sambutan hangat dari masayarakat.

Kini Reza, lelaki lulusan Faculty of Civil Engineering and Planning Major Universitas Islam Indonesia Yogyakarta tahun 2021, tengah mempersiapkan karya-karya yang hendak dipamerkan pada Solo Exhibition Ahnaf Mumtaza, pameran tunggal di Gallery Kopi Macan, pada tanggal 1 Juli mendatang..

BERITA LAIN: Ikuti Jejak Ayahnya, Kaisar Jepang Kunjungi Kraton Yogyakarta, Disuguhi Setup Jambu

PRODUKTIF: Reza sedang menyelesaikan lukisan “Paku Bumi. (tor)

Menurut  rencana, Reza akan memajang 20 karya lukisnya, 10 karya lukis terbaru dan 10 karya lukis lama.

“Temanya ya tentang keindahan ciptaan Tuhan, baik berupa bentang alam maupun manusia.” Pameran tunggal bertajuk  “Meretas Garis, Memulai Warna” diantaranya “Paku Bumi”, “Santai di Jeju Island”, Rumah Impian Masa Kecil”, “Menunggu Maghrib”, “Self Portrait “, dan “Fafirru Ilallah”.

Diantara karya tersebut, Paku Bumi merupakan karya favoritnya.  Reza mengatakan Paku Bumi menggambarkan sosok tujuh ulama yang menjaga keseimbangan alam semesta (bumi).

Dalam lukisannya terdapat tujuh ulama besar Indonesia. Yakni, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, KH Zaini Abdul Ghoni (Tuan Guru Ijai Sekumpul Martapura), Habib Anis Alhabsyi (Solo), KH Maemun Zubair (Rembang), Buya Hamka, dan KH Abdurrahman Wahid.

“Aku memang seneng sama ulama. Kiai-kiai ulama, selalu menginspirasiku. Ulama itu Paku Bumi – penjaga keseimbangan alam semesta,” ujar Reza.

BERITA LAIN: Penjabat Walikota Minta Pegawai Pemkot Yogyakarta Tak Lakukan Pungli

Keindahan alam semesta, ulama, manusia, itu semua ciptaan Allah Yang Indah. Mengandung keberkahan. Bumi akan damai jika masih ada ulama. Makin langka ulama, maka kedamaian juga akan terusik.

Dan, melukis ulama itu jarang.  Dalam paku bumi juga mengandung pesan moral agar saya  terus bersyukur dan menikmati setiap apa-apa yang diberikan Allah SWT. (*)