Kampus

Dipercaya sebagai Kebenaran, Karena Terlihat Masuk Akal

221
×

Dipercaya sebagai Kebenaran, Karena Terlihat Masuk Akal

Sebarkan artikel ini
TENTANG MISKONSEPSI: Heru Astikasari Setya Murti SPsi MA saat menempuh ujian terbuka Program Doktor Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi UGM. (humas ugm)

ZonaJogja.Com – Ternyata, informasi mengenai tema psikologi yang dipublikasikan di media  tidak selalu tepat.

Media kadang menyampaikan beberapa miskonsepsi populer.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Misalnya amnesia retrograde total dapat terjadi melalui benturan di kepala, atau ada kekuatan paranormal seperti extra sensory perception (ESP).

“Miskonsepsi tersebut sering diulang-ulang, sehingga  menimbulkan kesalahan asumsi,” kata Heru Astikasari Setya Murti  SPsi MA saat menempuh ujian terbuka Program Doktor Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi UGM (25/7/2023).

BERITA LAIN: Gandeng Karang Taruna, Pemkal Wirokerten Perkuat Sistem Informasi Desa, Ini yang Dilakukan

Astikasari dalam ujiannya mempertahankan disertasi Peran Berpikir Kritis dan Inhibisi Kognitif pada Miskonsepsi Psikologi.

Penelitian yang dilakukan merupakan eksperimen Between Subject Design dengan desain The Basic Randomized Design Comparing Two Treatments.

Astikasari mengungkapkan, kesalahan asumsi membuat setiap orang merasa mengetahui.

Mempercayai sebagai kebenaran karena terlihat seperti logis dan masuk akal.

Kondisi  tersebut mengakibatkan beredarnya informasi yang tidak akurat. Lalu, menimbulkan terjadinya penyebaran miskonsepsi psikologi.

BERITA LAIN: Kare Ini Rasanya Enak Sekali, Bikin Ngeces !

Perkembangan media sosial membuat orang menyebarkan begitu saja informasi yang didapatkan.

Menyebarkannya tanpa  mengecek kebenaran fakta. Media sosial justru menjadi sarana propaganda dan transisi informasi yang keliru.

“Karena itu,  memahami paparan informasi tanpa disertai  pemahaman yang tepat akan mengarahkan pada ketersesatan dan miskonsepsi,” ujar Asti, dosen Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. (*)