Kronika

Para Mantan Wartawan Yogya Post Bertemu, Apa yang Mereka Rasakan?

275
×

Para Mantan Wartawan Yogya Post Bertemu, Apa yang Mereka Rasakan?

Sebarkan artikel ini
KENANGAN: Kebersamaan keluarga besar Yogya Post dalam foto usang. (ist)

ZonaJogja.Com – Apa yang terjadi setelah puluhan tahun berpisah, lalu dipertemukan  lagi meski hanya melihat foto?

Haru, bahagia dan tiba-tiba serasa hidup kembali di masa lalu. Begitulah yang dirasakan para jurnalis yang pernah bergabung di surat kabar harian Yogya Post pada tahun 1990an.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Membesarkan Yogya Post di era  Pemimpin Umum, Drs Yahya Ombara dan Pemimpin Perusahaan, Drs Muhammad Harun.

Sejarah mencatat, kelahiran Yogya Post tidak dapat dilepaskan dari  surat kabar Mertju Suar. Dalam perjalanan, Mertju Suar berubah nama menjadi Masa Kini pada tahun 1973.

Ada tiga nama yang tercantum dalam boks redaksi sebagai penasihat waktu itu. Mereka adalah KH Ali Maksum, KH AR Fahcruddin dan AR Baswedan.

BERITA LAIN: Merti Dusun Sumuran Bikin Profesor dari Austria Terharu

Pada tahun 1989, Harian Masa Kini berganti menjadi Yogya Post. Dikelola PT Surya Pesindo dari Media Indonesia Group.

Tapi, usia Yogya Post tidak lama. Sekitar tahun 1992, Yogya Post berhenti cetak.

Setelah “istirahat” selama kurang lebih tiga tahun, Yogya Post kembali terbit di bawah manajemen Yahya Ombara  pada tahun 1995.

Nama Yogya Post sempat naik daun.  Menjadi fenomena. Tapi, eksistensi koran ini sempat redup setelah tahun 1995.

Dua tahun berikutnya,  tepatnya 27 April 1997, Yogya Post kembali terbit. All out.  Tapi, haluan berubah. Tidak terbit pagi hari, tapi sore hari.

Format tampilan koran juga lebih modern. Ukurannya lebih besar dari tabloid. Hanya  memuat delapan kolom.

Yahya Ombara menjual Yogya Post dengan tagline Berita Hari Ini, Baca Hari Ini, Mengapa Menunggu Besok Pagi?

BERITA LAIN: Sayembara Desain Gedung LPS di IKN, Total Hadiah Rp 400 Juta, Buruan !

Pada era ini, ada nama  Yahya Ombara  sebagai pemimpin umum, Dr Hadidjoyo Nitimihardjo MSc (wakil pemimpin umum), Drs Moehadi Sofyan (pemimpin redaksi), Sutirman Eka Ardana (wakil pemimpin redaksi), Drs Muhammad Harun (pemimpin perusahaan),  dan Ir Drs Bugiakso (wakil pemimpin perusahaan).

Seluruh proses redaksi  dilakukan  di Plaza Cemara Tujuh, Jalan Kaliurang. Lokasinya di timur jalan paling ujung di sisi utara.

Dan, masa keemasan Yogya Post pun redup. Koran yang sempat menjadi fenomena di Yogyakarta ini akhirnya tidak lagi terbit sekitar tahun 1998.

Kini, para jurnalis yang pernah satu rumah di Yogya Post era Yahya Ombara bertemu lagi meski hanya lewat grup whatsapp EksYogyaPostCrew.

BERITA LAIN: Sehat Ala Lotek Bu Darso, Jadi Pilihan Penyuka Makanan Sayur

Diantara mereka ada nama Sutirman Eka Ardhana, Wadi Maarief, Ismet Nurul Munir, Edi Suherli, Muhammad Yusuf Himawan, Aien Hasyim, Sarwanto H Swasto, Muhammad Budi Imam Santosa, Sumbono, Kris Passo, Wijatmo, dan Azam Sauki Adham.

Sementara mantan wartawan Yogya Post yang telah tiada antara lain, Ahmad Munif, Teguh Ranusastra Asmara, Irwan Suud, Herien Priyono, Purwadmadi Admadipurwa, Maksudi,  Suryadi AP, Hamid Nuri, Firman Rusdiansyah, dan  Subani Cokrodipuro dan Muhadi Sofyan.

“Pertemuan ini menggembirakan. Menjadi media silaturahmi bagi siapa saja yang pernah di Yogya Post,” kata Sutirman Eka Ardhana. (*)