ZonaJogja.Com – Sepertinya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) harus menggenjot kegiatan sosialisasi di daerah.
Termasuk di Kota Yogyakarta. Kok bisa?
Ternyata belum semua nasabah bank mengetahui peran, sekaligus tugas pokok dan fungsi LPS.
Niken, misalnya. Pedagang batik dan sarana ibadah di Pasar Beringharjo. sudah lama menjadi nasabah bank.
Rekeningnya lebih dari satu. Saat menerima pembayaran dari pembeli, Niken juga memanfaatkan m-banking.
“Yang gunakan QRIS belum banyak. Paling banyak pakai uang cash,” terangnya.
BERITA LAIN: Percantik Estetika Kota Yogyakarta, Kabel Fiber Optik Bakal Ditanam
Saat ditanya soal LPS, Niken menggelengkan kepala.
“Apa itu, LPS?” tanyanya penasaran.
Pertanyaan serupa juga dilontarkan Nur, pedagang batik yang juga membuka bisnis di Pasar Beringharjo.
Wanita asli Temanggung, Jawa Tengah ini mengaku menjadi nasabah salah satu bank swasta.
Ia aktif menabung. Tapi, juga kerap mengambil tabungan untuk usaha bisnis.
“Alhamdulillah. Saya bersyukur masih bisa menabung,” kata Nur yang hampir sepuluh tahun bergelut dalam bisnis batik.
BERITA LAIN: Ini Dampak Stunting dalam Jangka Panjang, Seperti Apa Kondisinya?
Saat bertransaksi dengan pembeli, Nur banyak menggunakan m-banking atau fitur Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
QRIS adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR code dari Bank Indonesia, agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan aman.
Hanya, ia mengaku tidak mengetahui institusi pemerintah bernama Lembaga Penjamin Simpanan.
Ia juga tidak mengetahui fungsi LPS bagi para penabung.
“Jujur. Saya belum mengetahui, apa itu LPS,” ujarnya.
BERITA LAIN: Cegah Antraks dan Lato-Lato, Mahasiswa UMBY Lakukan Ini
Setelah jurnalis ZonaJogja.Com menyodorkan informasi sekilas peran LPS bagi nasabah, Nur mengaku lega.
“Baru ngerti kalau ada lembaga yang melindungi uang tabungan nasabah di bank,” katanya.
Pasalnya, Nur dan teman-temannya yang menggeluti bisnis serupa mengaku masih menyimpan khawatir menabung di bank.
Misalnya, kekhawatiran hilangnya uang di tabungan karena bank dalam masalah.
Itulah sebabnya, Nur mengaku masih enyimpan sebagian uang di rumah. (*)