ZonaJogja.Com – Institut Vaksin Internasional (IVI) mengumumkan vaksin konjugat tifoid (TCV) Bio-TCV milik Bio Farma mendapatkan izin edar di Indonesia.
Izin edar dikeluarkan setelah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai otoritas pengawas obat dan makanan di Indonesia.
“Pencegahan penyakit melalui vaksinasi merupakan langkah kunci pengendalian tifoid. Kami menantikan PQ WHO dari Bio-TCV dan pengenalannya ke pasar kesehatan global,” kata Wakil Direktur Jenderal Klinis, Penilaian, Regulasi, Evaluasi IVI, Dr Sushant Sahasrabuddhe dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta (8/11/2023).
Bio-TCV adalah vaksin polisakarida Vi yang terkonjugasi dengan protein pembawa toksoid difteri (Vi-DT).
——————-
BERITA LAIN:
- LPS Umumkan Pemenang Lomba Video dan Poster, Ini Juaranya !
- Telkomsel Gelar NextDev Seri IX, Roadshow di Empat Kota
——————-
Awalnya dikembangkan di IVI dan dialihkan ke Bio Farma pada tahun 2014.
Sejak awal, cakupan program pengembangan vaksin bersama ini meliputi pengembangan praklinis dan uji klinis Fase I-III yang diikuti dukungan teknis melalui perizinan lokal dan pengajuan prakualifikasi (PQ) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Perizinan diperuntukkan bagi perusahaan aliansi vaksin untuk membeli vaksin yang digunakan dalam penggunaan kesehatan masyarakat secara global.
Kemitraan selama satu dekade untuk mengembangkan TCV yang aman, efektif, dan terjangkau. Sebagian didanai hibah dari Bill & Melinda Gates Foundation.
Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan keluarnya izin bagi vaksin konjugat tifoid (Bio-TCV) merupakan bukti komitmen Bio Farma terhadap kesehatan global memerangi penyakit menular melalui penyediaan vaksin yang aman.
——————-
BERITA LAIN:
- Sultan HB X Lantik Dewan Direksi PT AMI, Minta Laba Bersih Ditingkatkan
- 62 Tim PKM UGM Lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2023
——————-
Kata Shadiq, IVI dan Bio Farma mengonfirmasi keamanan dan imunogenisitas dosis tunggal Vi-DT.
Tidak kalah dengan kontrol TCV yang telah memenuhi syarat WHO dalam uji klinis fase III di tiga provinsi di Indonesia.
Dengan hasil penelitian tersebut BPOM menyetujui vaksin digunakan secara nasional pada individu usia sembilan bulan hingga 45 tahun.
Selanjutnya, Bio Farma akan mengajukan dokumen untuk WHO PQ,. Jika tercapai, akan menambah TCV dengan harga terjangkau ke pasar publik global yang tersedia bagi negara-negara berpenghasilan rendah melalui Global Alliance Vaccine Innitiative (GAVI).
——————-
BERITA LAIN:
- Candi Cetho, Peninggalan Kerajaan Majapahit di Lereng Gunung Lawu
- Edukasi Desa Wisata Bambu, UMBY Buka Sekolah Alam Bahasa Inggris
——————-
Seperti diketahui, demam tifoid adalah penyakit demam yang berpotensi mengancam jiwa.
Penyakit ini disebabkan salmonella typhi yang menyerang anak-anak dan orang dewasa muda.
WHO memperkirakan terdapat 11 hingga 20 juta kasus tifoid setiap tahun. Sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Vaksinasi terbukti menjadi strategi pencegahan yang efektif mengendalikan demam tifoid, meskipun hanya ada dua vaksin yang telah memenuhi syarat. (*)