Kampus

UAD Buka Prodi S3 Informatika, Pertama di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

184
×

UAD Buka Prodi S3 Informatika, Pertama di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini
PRODI BARU: Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT mengatakan, di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, baru UAD yang memiliki prodi Informatika program doktor. (istimewa)

ZonaJogja.Com – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menambah program studi Informatika.

Prodi jenjang S3 ini telah mendapatkan surat keputusan dari Kemendikbud Ristek RI.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Acara penyerahan surat keputusan dilaksanakan di Aphiteater Museum Muhammadiyah, Kampus 4 UAD, Ringroad Selatan Bantul, hari ini (23/9/2024).

Kepala LLDikti Wilayah V DIY, Prof Setyabudi Indartono PhD menyerahkan SK Pembukaan Program Studi Informatika S3 kepada Ketua Badan Pembina Harian UAD, Prof Dr Marsudi Triatmojo SH LLM. Selanjutnya disampaikan kepada Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UAD, Prof Dr Ir Siti Jamilatun.

BERITA LAIN: Heroe – Supena Nomor 1, Hasto – Wawan Nomor 2, Afnan – Singgih Nomor 3

Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT mengatakan, di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, baru UAD yang memiliki prodi Informatika program doktor.

“Di DIY, perguruan tinggi yang memiliki prodi ini adalah UGM, Amikom dan UAD,” terang Muchlas.

Ketua Badan Pembina Harian UAD, Prof Dr Marsudi Triatmojo menyebutkan  prodi Informatika beroperasional tahun ini.

Data terakhir, ada 80 orang yang mendaftar. Setelah disaring dan seleksi, tersisa 18 orang.

Saat bersamaan, Kepala Lembaga Layanan Dikti  Wilayah V DIY, Prof Setyabudi Indartono MM PhD menyerahkan surat keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Guru Besar kepada Dr Solikhah SKM MKes.

BERITA LAIN: Rumah Perjuangan Siap Menangkan Joko Purnomo – Rony Wijaya

Prof  Solikhah mengungkapkan menyandang gelar guru besar merupakan momentum sangat istimewa dan bersejarah.

“Tidak hanya untuk saya. Juga untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat dan UAD,” ujar Solikhah.

Prof Setyabudi mengungkapkan Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Subbidang Epidemologi dan Biostatistik sangat dibutuhkan di masa mendatang.

Namun, juga ada tantangannya. Misalnya keterbatasan data, kualitas data, bigdata, kompleksitas statistik dan etika menjaga privasi data.

Hingga sekarang, akademisi kesulitan kolaborasi multidisiplin ilmu. (*)