Bisnis

Bahas Keuangan Inklusif Muhammadiyah, Penggerak BTM se-Indonesia Kumpul di Yogyakarta

112
×

Bahas Keuangan Inklusif Muhammadiyah, Penggerak BTM se-Indonesia Kumpul di Yogyakarta

Sebarkan artikel ini
MERUMUSKAN FORMULASI: Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) didesain sebagai pusat keuangan menjawab minimnya akses keuangan perbankan bagi warga Muhammadiyah.

ZonaJogja.Com – Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan menghadiri Muhammadiyah Microfinance Summit (MMS) III & Outlook Microfinance 2025.

Acara yang dilaksanakan di Hotel Kaliurang, 12-14 Desember 2024 ini diikuti 300 peserta. Mereka mewakili  jaringan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) se-Indonesia.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Terdiri  pengurus Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS), Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), jaringan koperasi syariah wanita Aisyiyah.

Lembaga Pengembang UMKM, Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (MEBP) dan Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah.

BERITA LAIN: Ikuti Acara “Sehari Menjadi Dahlan Muda”, Ratusan Pelajar Tertarik Kuliah di UAD

Acara pembukaan dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup; Dr H Anwar Abbas MM MAg, Ketua Induk BTM, Drs Achmad Su’ud MSi; dan Ketua PWM DIY, Dr Muh Ikhwan Ahada.

Ketua Induk BTM, Drs Achmad Su’ud MSi mengatakan, MMS kali pertama dideklarasikan tahun 2018.

Saat itu lahir jihad ekonomi persyarikatan dengan mengusahakan setiap satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) memiliki satu BTM.

BTM didesain sebagai pusat keuangan menjawab minimnya akses keuangan perbankan bagi warga Muhammadiyah.

BERITA LAIN: Mewujudkan Harapan Baru dalam Tantangan Kehidupan | oleh: Bintang Afkarronaa

“Hadirnya BTM, identitas Muhammadiyah bertambah sebagai gerakan ekonomi seperti pilar ketiga hasil Muktamar 47 di Makassar,” terang Su’ud.

Besarnya potensi Muhammadiyah yang tercecer  akan menjadi  gerakan ekonomi  besar bila dikapitalisasi.

Su’ud  meminta dukungan semua pihak menyukseskan MMS  untuk menghadirkan ekosistem keuangan inklusif yang dapat diakses  semua kelompok usaha, khususnya UMKM.

Ketua PWM DIY, Ikhwan Ahada mengatakan, pelaksanaan MMS III merupakan bagian gerakan dakwah Muhammadiyah yang tertuang dalam pilar ketiga.

“Muhammadiyah sedang bergerak di model korporasi dari yang awalnya birokrasi. Semangat korporasi harus dibangun serius, sehingga menjadi kekuatan dakwah persyarikatan,” kata Ikhwan.  (*)