ZonaJogja.Com – Tiga ratus peserta menghadiri Muhammadiyah Microfinance Summit (MMS) III & Outlook Microfinance 2025 di Hotel Kaliurang.
Mereka adalah pengelola jaringan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) se-Indonesia.
Acara MMS III yang dilaksanakan 12-14 Desember 2024 mengusung tema: Membangun Korporasi Microfinance Muhammadiyah dalam Risalah Islam Berkemajuan dan Prospek Pengembangan Microfinance di Era Pemerintahan Baru.
Ketua Induk BTM, Drs Achmad Su’ud MSi mengatakan, penyelenggaraan MMS III tak lepas dari amanah MMS II di Malang, Jawa Timur yang mengusung tema “Membangun Kemandirian BTM”.
Agenda pertemuan menindaklanjuti Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) untuk mendirikan 1 BMT pada 1 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Indonesia
BERITA LAIN: Bahas Keuangan Inklusif Muhammadiyah, Penggerak BTM se-Indonesia Kumpul di Yogyakarta
“BTM adalah Amal Usaha Muhammadiyah yang ingin membangun korporasi berbadan hukum koperasi,” kata Su’ud dalam sambutannya.
MMS III sekaligus sebagai ajang silaturahmi meningkatkan jejaring bisnis yang produktif antar jaringan BTM, termasuk terbentuknya pengelolaan BTM yang terukur, mengedepankan tata kelola dan manajemen modern.
Salah satu pembicara yang dihadirkan pada MMS III adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup; Dr H Anwar Abbas MM MAg.
Mengawali paparan di mimbar, Anwar Abbas menyinggung soal cita-cita menghadirkan kemakmuran untuk semua hanya sebatas tulisan di spanduk.
BERITA LAIN: Ikuti Acara “Sehari Menjadi Dahlan Muda”, Ratusan Pelajar Tertarik Kuliah di UAD
“Hanya akan ada di spanduk bila Muhammadiyah tidak berusaha mewujudkan tema tersebut menjadi realitas,” kata Anwar yang pernah menjadi ketua PP Muhammadiyah Majelis Ekonomi periode 2010-2015.
Tetapi, Abbas yang mengenakan jaket kasual warna hitam ini mengaku senang melihat perkembangan BTM di Indonesia.
Seperti diketahui, saat ini tercatat sebanyak 300 BTM dengan total aset mencapai sekitar Rp 2,5 triliun.
Di hadapan peserta MMS III, Abbas mengabarkan baru saja bertemu dengan wakil presiden periode 2019-2024, KH Ma’ruf Amin.
BERITA LAIN: Mewujudkan Harapan Baru dalam Tantangan Kehidupan | oleh: Bintang Afkarronaa
Pada pertemuan Selasa lalu, Kiai Ma’ruf mengeluh soal atensi perbankan terhadap pelaku usaha.
“Kiai Ma’ruf Amin mengeluh, karena yang terjamah dalam dunia perbankan hanya usaha menengah. Usaha kecil, mikro menengah dan ultra mikro tidak tersentuh,” kata Abbas.
Itulah sebabnya, Abbas mengajak para pengelola BTM se-Indonesia bisa mengisi peran perbankan terhadap usaha menengah, usaha kecil, mikro menengah dan ultra mikro.
Abbas menyarankan, agar induk koperasi sering berkomunikasi dengan PP Muhammadiyah.
“Hanya, induk koperasi BTM sedang kebingungan. Induknya siapa? Karena itu perlu bikin pernyataan mau gabung ke Majelis UMKM, Majelis Koperasi atau Majelis Ekonomi,” ujarnya. (*)