SLEMAN – Jarak luncur guguran awan panas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir di atas 1 ribu meter.
Kondisi tanggal 9 Agustus pukul 00:00 – 06:00, misalnya. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan terjadi 2 kali guguran awan panas ke arah barat daya.
Jarak luncur maksimal 2.000 meter. Disusul 1 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Data Kegempaan
- Awan Panas Guguran
(Jumlah: 2, Amplitudo: 55-70 mm, Durasi: 142-143 detik)
- Guguran
(Jumlah: 93, Amplitudo: 3-44 mm, Durasi: 11-147 detik)
- Hembusan
(Jumlah: 4, Amplitudo: 4-6 mm, Durasi: 12-24 detik)
- Hybrid/Fase Banyak
(Jumlah: 20, Amplitudo: 3-13 mm, S-P: 0.5-0.7 detik, Durasi: 5-14 detik)
- Vulkanik Dangkal
(Jumlah: 3, Amplitudo: 34-52 mm, Durasi: 10-12 detik)
BPPTKG menyatakan aktivitas Gunung Merapi pada Level III (Siaga). BPPTKG mengingatkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro.
Sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di Gunung Merapi. Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan dihentikan.
Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. (aza/asa)