Tutup
Kronika

Dinilai Inspiratif, Warga Usul Ada Penghargaan bagi Mbah Carik

135
×

Dinilai Inspiratif, Warga Usul Ada Penghargaan bagi Mbah Carik

Sebarkan artikel ini
LEGENDA KALIURANG: Warung Mbah Carik. (lusia/zonajogja.com)

SLEMAN, ZonaJogja.Com – Sudimah Wiro Sartono adalah sosok perempuan di balik kuliner bernama jadah tempe.

Dia adalah putri Mbak Carik. Tanggal 11 Januari 2022, perempuan yang menjadi identik dengan panganan jadah tempe ini meninggal dunia.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Ia menghembuskan nafas terakhir pada usia 92 tahun. Pembuat jadah tempe yang namanya tersohor itu telah tiada.

Kabar meninggalnya Mbah Wiro (panggilan dari Sudimah Wiro Sartono) langsung menyebar ke mana-mana. Tak lama kemudian, ratusan orang takziah di rumah duka.

Mereka secara bergantian menyampaikan ucapan duka kepada Bejo, putera Mbah Wiro.

BERDUKA: Pak Bejo (baju hitam), putera Mbah Carik. (lusia/zonajogja.com)

Diantara para takziah, tampak GPBH H Yudaningrat yang mengenakan kemeja batik panjang warna biru.

Kepergian Mbah Wiro meninggalkan sejarah perjalanan jadah tempe. Namanya telah menjadi legenda tentang panganan yang disajikan sangat sederhana.

Tempe bacem dengan rasa manis diapit dua jadah. Jadah dibuat dari beras ketan. Jadah tempe menjadi panganan khas wisata Kaliurang.

Kelezatannya telah melegenda bagi siapa saja yang pernah berwisata di lereng Gunung Merapi.

TAKZIAH: Mengiringi kepergian Mbah Carik. (lusia/zonajogja.com)

Salah satu yang ikut berduka adalah owner Coshi Coffee, Lusia Erni Sri Yuniati. Bagi Lusia, sosok Mbah Carik  dan Mbah Wiro sangat menginspirasi. Bukan hanya soal jada tempe yang melegenda.

Namun, semangat hidup dan konsistensi Mbah Carik dan Mbah Wiro fokus pada produksi jadah tempe juga menjadi inspirasi pelaku wirausaha Lusia mengusulkan perlunya pemberian penghargaan bagi Mbah Carik. Bukan hanya kapasitasnya sebagai pencetus jadah tempe. Tapi, ada sisi lain yang memungkinkan Mbah Carik diberikan penghargaan.

“Ini hanya usul,” kata Lusia.

Kini, generasi kedua pembuat jadah tempe itu telah pergi selama-lamanya. Mbah Carik meneruskan Sastro Dunomo, pembuat jadah tempe pada tahun 1950an.

Ratusan takziah mengiringi kepergian Mbah Carik di tempat peristirahatan terakhir. Ia dimakamkan di Mayang Sekar, Kaliurang Timur, Hargobinangun Pakem, Sleman (12/1/2022).

(usi/asa)