SURABAYA, ZonaJogja.Com – PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menggelar kegiatan literasi kesehatan dan perencanaan keuangan.
Juga ada pelatihan kerajinan dengan tema “Lebih Sehat, Lebih Cermat, Lebih Mandiri.”
Acara yang diselenggarakan 17 Maret lalu ini diikuti pelaku UMKM binaan Bank Mandiri se-Indonesia secara langsung maupun online.
Direktur AXA Mandiri, Rudi Nugraha mengatakan literasi keuangan dan kesehatan saling berkaitan. Keduanya merupakan kunci untuk memastikan masa depan yang sejahtera bagi diri dan keluarga.
“Kegiatan ini diharapkan dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko keuangan dan kesehatan di masa mendatang,” kata Rudi.
BACA JUGA: Erupsi Merapi Bisa Lebih Besar, Tapi Aman bagi Penduduk, Ini Penjelasan Subandrio
Seperti diketahui, AXA Mandiri sejak 2018 berkolaborasi dengan Kemenkes untuk penerapan program GERMAS.
Rudi meyakini, kolaborasi AXA Mandiri, Kemenkes dan Rumah BUMN bisa meningkatkan gaya hidup sehat dan produktivitas masyarakat.
Memastikan GERMAS mejadi gerakan yang membudaya di masyarakat.
“Kami berharap inisiatif ini akan berlangsung di masa mendatang,” ujar Dwi Adi Maryandi SKM MPH, Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik dan survei Willis Tower Watson mengungkapkan biaya perawatan medis di Indonesia meningkat 11 persen pada 2017 hingga 2019.
Tapi, tidak diimbangi peningkatan daya beli masyarakat Indonesia yang tercermin dengan kenaikan gaji hanya sebesar 4 persen pada periode sama.
Kondisi ini akan menimbulkan risiko keuangan cukup besar jika masyarakat Indonesia memerlukan penangangan medis, terutama bila terpapar penyakit kritis.
BACA JUGA: Gebyar UMKM Kemantren Ngampilan, Dibuka dengan Karnaval, Dimeriahkan Pentas Seni
Sementara, sepanjang tahun 2019-2021, BPJS Kesehatan telah membiayai pengobatan penyakit jantung hingga Rp 30,32 triliun.
Kanker sebesar Rp 11,21 trilun, stroke Rp 7,75 triliun, dan gagal ginjal Rp 6,72 trilun.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia menyebutkan, sebesar 75 persen pasien kanker di Indonesia pada tahun 2020 mengalami kesulitan keuangan.
“Ini akibat pengobatan dan perawatan kanker. Biaya rata-rata yang dikeluarkan pasien penyakit kanker sebesar Rp 102-106 juta. Sementara biaya rata-rata yang dikeluarkan pasien penyakit kardiovaskular sebesar Rp 203,7 – Rp 404 juta,” beber Rudi. (*)