Kronika

Sik Penting Dodol, Payu Opo Ora, Pasrahke Gusti

172
×

Sik Penting Dodol, Payu Opo Ora, Pasrahke Gusti

Sebarkan artikel ini
MBAH JEM: Perempuan perkasa di Makam Raja Imogiri. (ninik/zonajogja.com)

BANTUL, ZonaJogja.Com – Perempuan tua ini hanya menyebut namanya Mbah Jem.

Entah, siapa nama lengkapnya. Tapi yang pasti, Mbah Jem adalah perempuan perkasa.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Mbah Jem adalah warga Desa Wukirsari, Kaupaten Bantul. Usianya 80 tahun.

Namun, tetap bersemangat mengais rejeki dengan menjajakan panganan di Makam Makam Raja Imogiri.

Mbah Jem berjualan sejak zaman penjajahan Jepang. Dulu, ia membantu orang tuanya.

BERITA LAIN: Turun, Minat Anak-anak Muda Baca Buku

Sejak itu, Mbah Jem muda melanjutkan pekerjaan orang tuanya sejak umur 11 tahun, sampai sekarang.

Maturnuwun Gusti.  Isih kuat. Isih iso dodolan (terimakasih Tuhan. Masih kuat. Masih bisa berjualan, red),” ujar Mbah Jem yang artikulasinya terdengar jelas.

Setiap hari, ia berangkat setelah Subuh. Berjalan menuju sebidang tempat tak jauh dari pintu masuk Makam Sultan Agung.

Menaiki ratusan tangga dengan beban dagangan di punggung. Namun, sesekali  diantar cucunya mengendarai  sepeda motor.

BERITA LAIN: Anies: Sejarah Mencatat, PKS Penjaga Demokrasi

MBAH JEM: Menyapu tangga sebelum berjualan. (ninik/zonajogja.com)

Dengan sepeda motor, Mbah Jem hanya butuh berjalan sekitar 200 meter di jalan datar.

Sesampai di tempat berjualan, kali pertama yang dilakukan Mbah Jem adalah mengambil sapu lidi.

Lalu menyapu daun-daun pohon yang bertebaran di tangga. Ini dilakukan selama kurang lebih 10 menit.

Selanjutnya, ia menggelar dagangan. Dagangan berupa minuman mineral, kacang godog, pisang rebus, peyek dan panganan ringan.

BERITA LAIN: Psikolog UGM Sebut Media Sosial jadi Pemicu FOPO, Dampaknya Bisa Serius

Mbah Jem tidak mematok target. Yang penting, ia tetap berikhtiar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Soal pajeng nopo mboten. Katah nopo sitik, pun pasrah mawon kalian Gusti (soal laku atau tidak. Banyak atau sedikit, pasrah saja kepada Tuhan, red),” ujarnya.

Setelah pukul 16.00, Mbah Jem mengemasi barang dagangan. Siap-siap kembali ke rumah.

Paginya, ia akan berjualan lagi, mencari rejeki dari para pengunjung. (*)