PENYELESAIAN masalah sampah sebenarnya sederhana. Sebaiknya jangan dibuat menjadi rumit.
Kebijakan dan penanganan sampah di DIY saat ini mahal, rumit dan berisiko tinggi. Mengumpulkan sampah satu tempat yang jauh jadi satu dan tidak dimusnahkan.
Masyarakat lokal menanggung risiko sampah se-DIY. Akibatnya, masyarakat lokal terganggu ketika sampah overload.
Masyarakat juga terganggu karena tidak bisa membuang sampah seperti sekarang.
Kuncinya, sampah dalam taraf tertentu harus dimusnahkan di lokasi yang tersebar. Tidak di satu tempat.
BERITA LAIN: Afnan Hadikusumo: Ideologi Pancasila sedang Lemah
Saat ini banyak sekali teknologi pemusnah sampah yang terjangkau. Bisa memusnahkan sampah secara massal. Bisa diselenggarakan pemda DIY atau kabupaten kota.
Tidak perlu berwacana idealis sampah menjadi energi listrik atau menjadi komoditas mahal.
Cukup menyediakan pemusnah sampah. Yang penting bersih, ramah lingkungan, memenuhi standar kesehatan.
Tujuannya memusnahkan sampah. Bukan membuat energi atau komoditas canggih.
Biaya transportasi bisa diefisiensi digunakan sebagai biaya operasional alat. Masyarakat tetap harus dibebani tipping fee supaya sadar pengelollan sampah membutuhkan biaya.
Layanan sampah oleh penerintah pilih cara yang paling sederhana dan murah.
BERITA LAIN: Gempa Lagi, Lokasinya di Barat Daya Pacitan
TPST Piyungan tahun ini dibangun perluasan menggunakan anggaran Rp 30 miliar. Angka ini di luar tanah dan biaya operasional.
Hanya bisa menampung tujuh bulan ke depan karena tidak dimusnahkan. Setelah itu muncul masalah lagi.
Kerjasama dengan pihak ketiga juga berpotensi menjad komoditas bisnis. Kuncinya sederhana: musnahkan.
Sampah jangan dianggap komoditas ekonomi bisnis mahal, tapi sebagai risiko bersama yang membutuhkan biaya pemusnahan. Masyarakat harus memahami sampah itu berbiaya, sehingga harus diminimalkan.
Dalam jangka pendek, pelayanan sampahan harus tetap berjalan dengan koordinasi antar kabupaten kota dan pemda DIY. Jangan berhenti karena bangun TPST Piyungan transisi.
BERITA LAIN: Ribuan Orang Ikuti Fun Bike Indomaret, Peserta dari DIY dan Jateng
Setelah itu, diselesaikan secara permanen dengan mengubah paradigma menjadi dekatkan dan musnahkan secara efisien. Pemda memusnahkan dengan teknologi memadai, sehat tapi murah. Bisa kerjasama pihak ketiga atau diselenggarakan sendiri.
Jangan dikumpulkan satu tempat tanpa pemusnahan. Selanjutnya, edukasi masyarakat tetap wajib dilakukan untuk meminimalkan sampah.
Oleh: Huda Tri Yudiana
Penulis adalah Wakil Ketua DPRD DIY dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)