ZonaJogja.Com – Setiap menjelang datangnya bulan ramadhan, mengingatkan sosok bernama Ir Drs H Bugiakso.
Pasalnya, pria bertubuh besar kelahiran 11 Mei 1963 itu dikenal sebagai penyanyi relijius ternama di Indonesia.
Ia mendirikan grup band bernama BQ Band. Namun, perjalanan bermusik berhenti pada tanggal 26 Juni 2017.
Ia meninggal dunia saat berusia 54 tahun. Para penikmat lagu-lagu reliji di Indonesia kehilangan dengan kepergian Bugiakso selama-lamanya.
Sejak itu, masyarakat tak lagi dapat menyaksikan Bugiakso bersama BQ Band tampil di panggung.
BERITA LAIN: PWM DIY Lepas 750 Orang Berlaga di OlympicAD VII di Bandung, Target Bawa Pulang Medali
————————————–
Lirik Lagu Kelayung-Layung
Ono tangis kelayung-layung
Tangise wong kang wedi mati
Gedhongono kuncenono
Yen wis mati mongso urungo
Ditumpakke kereto jowo
Rodane roda manungso
Ditutupi ambyang-ambyang
Disirami banyune kembang
Ono tangis kelayung-layung
Tangise wong kang wedi mati
Gedhongono kuncenono
Yen wis mati mongso urungo
Ditumpakke kereto jowo
Rodane roda manungso
Ditutupi ambyang-ambyang
Disirami banyune kembang
Duh, Gusti Allah
Kulo nyuwun pangapuro
Ning sayange wis ora guno
Ditumpakke kereto jowo
Rodane roda manungso
Ditutupi ambyang-ambyang
Disirami banyune kembang
Duh, Gusti Allah
Kulo nyuwun pangapuro
Ning sayange wis ora guno
Ditumpakke kereto jowo
Rodane roda manungso
Ditutupi ambyang-ambyang
Disirami banyune kembang
———————————-
Sebelum bermusik, Bugiakso sempat berkiprah di bisnis media massa.
Waktu itu, bersama Yahya Ombara membesarkan Harian Yogya Post yang berkantor di Cemara Tujuh, Jalan Kaliurang.
Ia menjabat sebagai pemimpin perusahaan. Pernah menjadi ketua GM Kosgoro Yogyakarta.
Menjadi anggota DPRD DIY periode 1999-2004. Menjabat ketua umum Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Pusat 2006-2010.
BERITA LAIN: Pertama di UPN “Veteran” Yogyakarta, Visitasi Akreditasi Internasional di Fisipol
Bugiakso juga pendiri sekaligus ketua umum Jenderal Sudirman Center. Lembaga ini berkantor di Donolayan, Sleman.
Di sela-sela kesibukan menjadi orang terkenal di Indonesia, Bugiakso menyisakan waktunya untuk berdakwah melalui seni musik.
Bugiakso adalah penyanyi yang paling sering tour ke mana-mana. Tak hanya di DIY, Bugiakso menghibur masyarakat di berbagai kota di Jawa dengan lagu-lagu bernuansa reliji.
Istimewanya, masyarakat sama sekali tidak dipungut biaya saat menghadirkan Bugiakso dan Bugie Band.
Bahkan, masyarakat justru mendapatkan bingkisan dari Bugiakso. Kebaikan Bugiakso masih dikenang masyarakat.
BERITA LAIN: Beredar 2 Versi Survei Pilkada Kota Yogyakarta, Suara Terbanyak Berbeda
Contohnya saat Bugiakso memenuhi undangan Komunitas Merapi tampil di Gamping, Sleman tahun 2009, dan di Ngampilan, Yogyakarta tahun 2015.
“Semuanya gratis. Mulai panggung, tenda dan sound system. Kami hanya menyediakan tempat untuk mendirikan panggung,” ujar Ninik, pengurus Komunitas Merapi.
Saat manggung, Bugiakso dan BQ Band melantunkan lagu-lagu ngehits yang sangat familiar bagi masyarakat..
Antara lain Kelayung-layung, Opo Abote, Astaghfirullah, Salam, Rumongso Dosa, Ilahi, Mampir Ngombe, Subhanallah, Al Ikhlas, Musyrik dan Subuh.
Masyarakat sangat menikmati lagu-lagu BQ Band yang menyampaikan pesan tentang moralitas, keislaman dan keimanan. (*)