ZonaJogja.Com – Tim Geblegan Kulon Progo menjuarai Festival Olahraga Tradisional Tingkat DIY 2024.
Festival diselenggarakan di Lapangan SKB Sorowajan, hari ini (9/6/2024).
Selanjutnya, Tim Geblegan akan mewakili DIY pada Festival Olaharaga Tradisional Tingkat Nasional XIII-2024 di Parigi Moutong Sulawesi Tengah, 11-14 Juli.
“Tim Geblegan Kulon Progo mutlak memenangi kompetisi. Menjadi penyaji terbaik, juga kostum terbaik,” terang Dewan Juri, Joko Mursito SSn MA kepada ZonaJogja.Com.
BERITA LAIN: Pemkab Kulon Progo dan Pengelola Sinergis, Wisata Pantai Glagah Makin Strategis
Pada festival kali ini, Kota Yogyakarta menampilkan Jaranan Papah Gedang, Gunungkidul (Gobag Sodor Handayani), Bantul (Balapan Pelah), dan Sleman (Pacuanku D’Xpang).
Tim Olahraga Tradisional Kulon Progo memang jago mengumpulkan prestasi.
Pada tahun 2006, menjadi juara 4 tingkat nasional dengan menyuguhkan nDomblong.
Tahun 2014 meraih juara 2 tingkat nasional dengan Nglarak Blarak, dibawah Jawa Timur.
Tahun 2016 pada festival olahraga tradisional tingkat internasional yang diikuti 169 negara, menjadi juara 1 dengan mempersembahkan permainan Nglarak Blarak.
BERITA LAIN: Disurvei Voxpol Center, Afnan Hadikusumo Juara
“Kulon Progo mewakil DIY dan Indonesa,” ujar Joko yang juga oficial Tim Kulon Progo.
Pada seleksi pengiriman ke nasional di Jambi tahun 2018 mewakili DIY, Tim Kulon Progo meraih juara 1.
Apa itu permainan Geblegan? Geblegan adalah permainan yang menepuk atau memukul benda atau tubuh orang lain sebagai aktivitas.
Bahan baku permainan ini adalah adunan gebleg. Yakni, tepung taipoka yang menjadi bahan pem buatan panganan gebleg.
Permainan di atas arena berukuran 15×2 meter per segi. Terdiri tiga pemain yang disebut pemasok, penyerang dan pengintai.
BERITA LAIN: Terdampak Renovasi Benteng Baluwerti, Gedung Dakwah Muhammadiyah jadi Asrama Pelajar Madrasah Muallimaat Muhammadiyah
Pemasok bertugas menyiapkan bahan adonan gebleg, lalu diserahkan kepad penyerang. Formasi pemasok dan penyerang diisi pemain perempuan.
Selanjutnya, gebleg dibawa ke tengah melewati tlusupan dan jingklakan. Terakhir, gebleg diserahkan kepada pengintai yang dimainkan seorang laki-laki.
Tugas pengintai adalah membantu penyerang meletakkan gebleg pada target.
Babak pertama berlangsung 3 menit. Babak kedua 3 menit. Bila permainan draw karena nilai sama, ada satu kali waktu perpanjangan.
“Pertunjukan ini dibumbui musik khas Yogyakarta,” kata Joko yang juga Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo. (*)