Headline

Pemkot Yogyakarta Konsentrasi Turunkan Mobilitas di Permukiman

128
×

Pemkot Yogyakarta Konsentrasi Turunkan Mobilitas di Permukiman

Sebarkan artikel ini
LENGANG: Suasana Malioboro pada penerapan PPKM. (azam/zonajogja.com)

YOGYAKARTA – Pemkot Yogyakarta konsentrasi menurunkan mobilitas di permukiman penduduk. Juga intens menangani kasus C19 ringan atau orang tanpa gejala (OTG).

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi beralasan penyekatan sejumlah jalan di tempat umum menurunkan mobilitas warga hingga 60 persen.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

“Tetapi dilihat dari pemukiman, penurunan mobilitas terjadi 9 persen. Itu berarti tingkat mobilitas di permukiman masih signifikan terjadinya penukaran C19,” terang Heroe kepada wartawan, sore tadi (3/8/2021).

Padahal, kecenderungan kasus penukaran C19 melalui kontak erat di rumah dan perkantoran. Virus corona varian  Delta memungkinkan terjadinya penularan di rumah dan perkantoran.

BACA JUGA: Waduh, Pasien COVID-19 Meninggal Dunia di DIY Naik Lagi

Itulah sebabnya, penanganan difokuskan  penyekatan dan pemisahan kasus positif di pemukiman.

Heroe meminta posko dan satgas kelurahan dan kemantren bisa menangani kasus baru secara terintegrasi. Secepatnya dilakukan isolasi di shelter kota maupun shelter wilayah.

Sehingga pasien yang negatif tidak tertular  dalam satu rumah atau satu ruangan. Satgas kelurahan dan posko setempat diminta melakukan penyekatan jalan atau gang  kampung.

Sehingga penularan yang terjadi di pemukiman bisa ditekan.

“Pada pemberlakuan PPKM Level 4 ini, juga dilakukan pembatasan akses untuk pemukiman yang kasusnya masuk kategori orange, merah, ada pertumbuhan kasus, atau mobilitas tinggi,” kata Heroe.

BACA JUGA: Bantu Penanganan Wabah COVID-19, UMBY Buka Layanan Kendaraan Ambulans 24 Jam

Saat ini terdapat 235 RT yang melakukan penyekatan akses jalan keluar masuk. Ketika  ada pertumbuhan kasus karena kontak erat, posko dan satgas kelurahan langsung membuat penyekatan.

“Dengan menggeser pembatasan mobilitas di perkampungan, penurunan kasus baru bisa ditekan lebih cepat,” lanjutnya.

Pemkot Yogyakarta juga mengoptimalkan monitoring terhadap pasien isolasi mandiri. Membagikan multivitamin, obat dan makanan dua kali sehari kepada pasien. (aza/asa)