SLEMAN – Kelompok 16 Kuliah Kerja Nyata (KKN) PPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) membuat silase untuk hewan ternak ruminansia.
Silase adalah hijauan berkadar air tinggi yang diawetkan dengan asam secara alamiah maupun buatan dalam kondisi tanpa oksigen.
Pembuatan silase dilaksanakan di Dusun Tanjung, Kalurahan Wukirsari, Pakanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, 3 Agustus lalu.
Kegiatan ini disaksikan para peternak yang tinggaldi Dusun Tanjung.
BACA JUGA: Mi Ayam Ini Rasanya Enak Sekali, Murah Lagi, Cobalah
Kegiatan diawali memotong rumput kolonjono menjadi 3-5 cm. Pencarian rumput dilakukan satu hari sebelum pembuatan silase.
“Ini agar rumput dapat dilayukan untuk mengurangi kadar air dalam rumput. Karena salah satu syarat suksesnya pembuatan silase adalah rumput tidak memiliki kandungan air yang tinggi,” jelas Adrian Jan Sebastian.
Silase memiliki fungsi sangat baik bagi peternakan. Bisa sebagai cadangan makanan hijau saat musim kemarau.
Sebagian besar pekerjaan warga Dusun Tanjung adalah beternak sapi perah. Warga memberi makan ternak dengan dedaunan hijau dan rumput.
Namun saat musim kemarau, warga sulit mendapatkan daun hijau. Mengatasi kelangkaan pakan, mahasiswa membuat silase.
BACA JUGA: Rasanya Belum Lengkap jadi Goweser bila Tak Lewat Jembatan Ini
Silase sebagai alternatif pakan ternak pada musim kemarau. Pembuatan silase juga untuk memaksimalkan pengawetan kandungan nutrisi pada hijauan agar bisa disimpan dalam waktu lama.
Itulah sebabnya, warga antusias menyambut gagasan mahasiswa membuat silase.
Setelah silase difermentasi selama 2 minggu, tepatnya tanggal 17 Agustus 2021, mahasiswa membuka drum silase.
“Hasilnya memuaskan. Bau tidak busuk, warna rumput hijau keemasan, tekstur tidak terlalu lembek, tidak ada jamur, dan baunya harum,” kata Angela Bewa Hurint.
Silase ini mengandung sejumlah asam organik yang berfungsi menjaga keseimbangan populasi mikroorganisme pada rumen sapi. (adv/asa)