Tutup
Kesehatan

Ini Tips Kembangkan Daya Pikir Anak di Masa Golden Age

119
×

Ini Tips Kembangkan Daya Pikir Anak di Masa Golden Age

Sebarkan artikel ini
GOLDEN AGE: Belajar tentang pentingnya perkembangan memori dan keterampilan eksekutif pada bayi. (ninik/zonajogja.com)

SLEMAN –  Bayi sudah mempunyai daya berpikir meskipun dalam tahap  masih sederhana. Bayi sudah memiliki pondasi berpikir mengenali informasi dan stimulus sekitarnya.

“Meskipun tidak bisa mengekspresikan secara verbal, bayi bisa menerima semua informasi apapun yang  ditangkap panca indera,” terang Dosen Fakultas Psikologi UGM, Hanifah Nurul Fatimah SPSi MSc.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Seperti dilansir ugm.ac.id, Center for Life-Span Development (CLSD) menyelenggarakan webinar dengan tema “Pentingnya Mendampingi Perkembangan Daya Pikir Anak di Masa Golden Age”.

Event pertama CLSD yang dilaksanakan 2 Oktober 2021 adalah kegiatan psikoedukasi  bagian dari rangkaian penelitian perkembangan memori dan keterampilan eksekutif pada bayi 12-24 bulan.

BACA JUGA: IDC 2021, Memotret Masa Depan Indonesia dari Lensa Digital

Hanifah menekankan kemampuan mengenali bahasa sudah dimiliki bayi sebelum lahir. Kemudian berkembang sangat pesat pada tahun pertama usia bayi.

Anak-anak mengalami fungsi eksekutif. Meliputi keterampilan kognitif yang memfasilitasi kemampuan kognitif tingkat tinggi dalam melakukan perencanaan, melakukan prioritas, membuat keputusan, atau mengendalikan diri.

Sedangkan fungsi eksekutif otak mempunyai tiga aspek. Yakni, fleksibilitas berpikir, pengendalian diri, dan working memory.

Dosen Fakultas Psikologi UGM, Ammik Kisriyani SPSi MA menambahkan,  aspek penting dari perkembangan kognitif pada usai golden age adalah kemampuan mengingat.

Kemampuan mengingat pada anak  mempunyai dinamika kompleks. Juga sangat penting untuk proses perkembangan kognitif pada tahapan usia berikutnya.

BACA JUGA: Kunjungi Purbayan, GKR Hemas Disambati Terpuruknya Perajin Perak

“Pada masa golden age, anak sudah bisa mengingat apa yang dialami dan dilihatnya pada waktu sebelumnya,” ujar Ammik.

Kemampuan deferred imitation untuk menjelaskan fenomena tersebut. Ingatan itu bisa diketahui dalam bentuk perilaku meskipun belum bisa menjelaskan apa yang diingat dengan kata-kata.

Kata Ammik, semua ingatan  akan tetap tersimpan dan menjadi pondasi penting.

Ketua Peneliti yang juga kepala CLSD, Elga Andriana SPsi MEd PhD mengajak orang tua, pengasuh maupun pendidik PAUD belajar bersama tentang pentingnya perkembangan memori dan keterampilan eksekutif pada bayi. (*/asa)