KULON PROGO, ZonaJogja.Com – Jangan memandang sebelah mata terhadap penyandang disabilitas. Lihatlah. Puluhan penyandang disabilitas, warga Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kulon Progo terampil berkreasi memproduksi batik ciprat.
Mereka adalah penyandang disabilitas yang diwadahi dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Giri Kasih. Kelompok ini dipimpin Priyanti. Dulunya, Priyanti adalah kepala desa Giripeni.
Meski tak lagi menjabat menjadi kades, Priyanti yang kini menjabat ketua Bidang Organisasi Kanal Entrepreneur (KE) ini tetap mendampingi para disabilitas. Kanal Entrepreneur adalah jaringan UMKM berbasis digital.
“Sampai hari ini, ada 22 penyandang disabilitas yang menjadi anggota KSM Giri Kasih,” kata Priyanti kepada ZonaJogja.Com, akhir pekan lalu.
KSM Giri Kasih didirikan tahuun 2018. Seluruh kegiatan KSM dipusatkan di kediaman Priyanti. Di organisasi ini, para penyandang disabilitas dilatih membuat kreasi batik motif motif ciprat.
Khas yang menonjol pada batik ciprat di Giri Peni adalah angka “8”. Kata Priyanti, angka ini menggambarkan panganan geblek, khas Kulon Progo.
Kesan pertama tampak tak beraturan. Namun, setelah jadi, lembar batik terlihat aduhai dan menawan. Apalagi bila telah digunakan sebagai busana.
“Bikin yang pakai busana berbahan lembaran kain batik ciprat tampil beda,” ujar Priyanti yang juga anggota Asosiasi Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia (APDESI).
Priyanti, wanita yang supel dan ramah ini juga bekerjasma dengan Balai Besar Rehabilitas Sosial Bina Grahita Kartini Kota Temanggung, Jawa Tengah dalam pemberdayaan penyandang disabilitas.
Termasuk menjalin kerjasama dengan UMKM Griya Sejati dari Temanggung, Jawa Tengah.
Tak hanya dilatih membuat batik ciprat. Para penyandang disabilitas yang kebanyakan wanita ini dilatih membuat batik ecoprint. Juga memproduksi perhiasan kalung dan gelang. Termasuk keset dari kain perca.
(aza/asa)