SLEMAN, ZonaJogja.Com – Hipertensi adalah penyakit yang tidak bergejala pada kondisi tertentu. Tidak ada gejala, tetapi tensi tiba-tiba tinggi saat diukur.
Ada juga yang ditandai gejala sakit kepala, merasa tidak nyaman dan lain-lain. Namun, sebagian besar hipertensi tidak bergejala.
“Ini yang berbahaya,” kata Dokter Spesialis pada Klinik Endokrin di RSA UGM, Ali Baswedan SpPD-KEMD di RSA UGM, 20 Januari lalu.
Karena itu, pemeriksaan tiga bulan sekali sangat penting dilakukan, agar bisa mendeteksi sejak dini: ada hipertensi atau tidak.
“Terutama bagi yang memiliki keturunan hipertensi. Misal dari bapak, kakek nenek, atau paman. Sebaiknya periksa secara periodik,” saran Ali.
BACA JUGA: Kesbangpol Kota Yogyakarta Umumkan Hasil Seleksi Tenaga Ahli Medsos, 3 Pelamar Lulus Adminsitrasi
Kata Ali, hipertensi secara umum dibagi 2 kelompok. Pertama, hipertensi esensial atau hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya yang mencapai 90 persen.
Kedua, hipertensi sekunder atau hipertensi yang bisa dilacak penyebabnya yang besarannya mencapai 10 persen.
Hipertensi sekunder masih memiliki harapan diperbaiki. Misalnya karena kelainan ginjal. Saat ginjal diobati, hipertensi bisa sembuh.
Begitu pula hipertensi akibat kelainan hormon berlebih. Bila hormon diobati, hipertensi akibat gangguan ini bisa kembali normal.
“Artinya yang 10 persen ini merupakan tipe hipertensi yang bisa diperbaiki. Sedangkan 90 persen tidak bisa,” terangnya.
Menanggapi kasus hipertensi yang menyerang usia muda, Ali mengiyakan kenyataan tersebut.
BACA JUGA: Fokus Kelola ZIS, YAKKIN Bantu Masyarakat Penghasilan Rendah
Ia berasumsi, tingginya penderita hipertensi karena sekarang ini tinggal di dunia garam atau sumber garam.
Sumber garam sebagai pemicu utama hipertensi. Berada di dapur dan dekat dengan penyedap rasa, dan bahan lain yang mengandung pengawet.
Mengapa garam berbahaya bagi penderita hipertensi? Karena garam mengandung natrium. Unsur ini memiliki sifat jahat bagi tubuh.
Ketika mengonsumsi garam secara terus menerus, natrium akan masuk sel. Cairan juga masuk, sehingga bisa kelebihan cairan.
BACA JUGA: Bagi yang Penasaran, Ini Lirik Jadikan Aku Ratu, Hits Single Terbaru Astrid
Cairan membuat jantung memompa lebih kuat sehingga menaikkan tensi.
Ali mengimbau mengurangi gorengan, konsumsi kecap, atau bahan lain yang merupakan sumber-sumber garam.
“Jauhi makan camilan. Lidah dibiasakan makan yang anyep dulu,” ujarnya.
Mencegah hipertensi juga bisa dilakukan melalui memperbaiki gaya hidup. Memperbanyak gerak, mengurangi konsumsi garam, alkohol, tembakau dan rutin konsumsi sayur dan buah. (*)