BANTUL, ZonaJogja.Com – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bantul terus intens mencari solusi mengatasi kilitih.
Semalam (5/72023), KNPI Bantul kembali menggelar diskusi. Topiknya Membedah Kenakalan Remaja di Bantul: Kabupaten Ramah Anak yang Terselubung.
Acara yang digelar di Kopi Pancasila Keyong ini diikuti 50 peserta yang didominasi anak-anak muda.
Juga hadir anggota DPRD Bantul dari Partai Persatuan Pembangunan, Jumakir, eksekutif dan utusan Polresta Bantul.
“Acara ini bagus. Positif. Semoga bisa mengurai masalah kenakalan remaja. Termasuk jalan keluarnya,” kata Jumakir.
BERITA LAIN: Rumah Matahari, Tempat Glamping di Turi, Cocok untuk Garden Party
Diskusi menghadirkan Pemimpin Redaksi ZonaJogja.Com, Azam Sauki Adham sebagai pemantik diskusi, dan Ketua KNPI Bantul, M Farid Hadiyanto.
Azam mengatakan, persolan kenakalan remaja harus dilihat secara obyektif.
Jalan keluar yang ingin dibangun tidak harus dimulai dengan saling menyalahkan.
“Tidak ada yang perlu disalahkan. Ini soal keadaan Hanya butuh kejujuran dan keterbukaan untuk mengatasi soal klitih,” kata Azam.
Mengatasi kenakalan remaja juga harus melihat penyebabnya. Harus mengurai satu per satu faktor pemicu terjadinya kenakalan anak muda.
BERITA LAIN: Atasi Sulitnya Akses Air Bersih di Burangkeng, UAD Bangun Sumur Bor, Warga Sampaikan Terimakasih
Azam juga mengajak para orang tua memperbaiki cara berkomunikasi dengan anak-anak muda era generasi-z.
“Karena iklimnya sudah berbeda,” ujarnya.
Ketua KNPI Bantul, M Farid Hadiyanto berharap diskusi memberi wawasan dan solusi mengatasi kenakalan remaja yang terjadi di Bantul.
“Kabupaten Bantul yang dikenal sebagai Kabupaten Ramah Anak memiliki tantangan tersendiri menghadapi fenomena kenakalan remaja yang terjadi secara terselubung,” kata Farid.
Kata Farid, tema klitih dan kenakalan remaja sering dibicarakan dimana-mana.
BERITA LAIN: Hilang Kesadaran, Penjual Es Krim Keliling Terjungkal di Kali Mambu
Namun, Farid yang juga kader Muhammadiyah ini berharap cara yang dilakukan KNPI Bantul bisa secara signifikan mengatasi klitih.
Diskusi yang berlangsung selama 2 jam juga memunculkan gagasan dari peserta.
Antara lain usulan perlunya optimalisasi satgas penanganan klitih yang dinakodai Pemkab Bantul.
“Tanpa koordinasi yang strategis, susah mengendalikan klitih di Batul,” kata Taat.
Azam setuju dengan optimalisasi peran satgas. Ia berharap kerja satgas yang didukung seluruh stakeholder bisa mengurangi angka kenakalan remaja, terutama klitih. (*)