Kronika

Usia Ini Pengguna Paling Banyak Habiskan Waktu untuk Ngenet

138
×

Usia Ini Pengguna Paling Banyak Habiskan Waktu untuk Ngenet

Sebarkan artikel ini
PIDATO GURU BESAR: Prof Ir Paulus Insap Santosa MSc PhD IPU menyampaikan pidato mengenai sistim kekebalan digital untuk perlindungan data dan privasi masyarakat awam di masyarakat 5.0. (humas ugm)

SLEMAN, ZonaJogja.Com – Pengguna internet se-dunia sampai  awal tahun 2023 mencapai 5,18 miliar.

Terbanyak adalah pengguna sosial media. Angkanya mencapai 4,8 miliar. Sementara pengguna internet paling banyak menghabiskan waktu adalah usia 15–24 tahun.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Teknologi membawa manfaat  sangat besar di masyarakat. Namun, perkembangan penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari juga menimbulkan isu privasi dan keamanan data signifikan.

Pandangan tersebut disampaikan Prof  Ir Paulus Insap Santosa MSc PhD IPU saat  dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Teknologi Informasi pada Fakultas Teknik UGM di Balai Senant UGM (6/7/2023).

Paulus menyampaikan pidato mengenai sistim kekebalan digital untuk perlindungan data dan privasi masyarakat awam di masyarakat 5.0.

BERITA LAIN: Antraks Menular dari Manusia ke Manusia? Begini Penjelasannya

Kata Paulus, dampak negatif teknologi memunculkan berbagai kasus terkait privasi dan keamanan data bermunculan.

Antara lain, pencurian informasi, kebocoran data, penipuan daring, pemerasan, dan penyebaran ransomware yang penyebarnya meminta uang.

Paulus menandaskan penggunaan teknologi digital yang  semakin kompleks menimbulkan tantangan baru dalam keamanan digital.

“Penyediaan fasilitas keamanan oleh platform teknologi yang digunakan sudah menjadi keharusan,” ujarnya.

BERITA LAIN: 87 Orang Suspek Antraks, Pemda DIY Larang Keluar Masuk Sapi dan Kambing di Semanu,

Perilaku pengguna teknologi digital yang tidak tepat atau kurang mengikuti praktik keamanan dapat meningkatkan risiko serangan dan ancaman digital.

Misalnya pencurian identitas, kebocoran data, atau malware.

“Maka perlu membangun sistim kekebalan digital untuk melindungi diri dari ancaman privasi dan keamanan data,” kata Paulus. (*)