ZonaJogja.Com – Menggalang gerakan perubahan iklim di tingkat global, Muhammadiyah meluncurkan Muhammadiyah Climate Center (MCC).
Acara launching MCC dilaksanakan pada pembukaan Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD), hari ini (17/11/2023).
Peresmian MCC dilakukan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir.
Juga dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A Mughni dan Anwar Abbas; Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri RI, Yayan Ganda Hayat Mulyana; dan Director of Operations ViriyaENB, Yonata Syarief.
BERITA LAIN:
- Dampingi Bayi Prematur, RS PKU Muhammadiyah Lakukan Ikhtiar Terbaik
- Hadirkan Inovasi Footwear Technology, New Balance Kenalkan 4 Produk Baru

Serta disaksikan Menko PMK RI, Muhadjir Effendy; Dirjen Multilateral Kemenlu RI, Tri Tharyat; Duta Besar Filipina untuk RI, Gina A Jamoralin; dan Duta Besar Uni Eropa untuk RI, Denis Chaibi.
Haedar Nashid dalam pidatonya mengatakan, Muhammadiyah dalam 20 tahun terakhir memberi perhatian khusus terhadap gerakan lingkungan hidup.
Termasuk persoalan ekosistem di tingkat global.
“Satu yang menjadi perhatian terakhir adalah perubahan iklim. Inshaallah akan menjadi instrumen bagi gerakan baru Muhammadiyah menghadapi perubahan iklim untuk penyelamatan dunia,” beber Haedar.
Sebelumnya, Sekretaris PP Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd mengatakan, MCC untuk mengkoordinasi gerakan penyelamatan iklim berbasis komunitas dan lebih terstruktur.
Setidaknya ada tiga aspek yang diatensi. Yakni, penguatan gerakan yang sudah dilakukan, pengembangan riset pelestarian lingkungan, dan advokasi kebijakan publik pro dan ramah lingkungan.
BERITA LAIN:
- Optimistis, Perolehan Suara Ganjar-Mahfud di DIY Lebih 70 Persen
- Kerja Cek Fakta Perlu Meluaskan Distribusi ke Medsos
Kegiatan Global Forum for Climate Movement melibatkan partisipan otoritatif dari 13 negara.
Yakni, Vatikan, Filipina, Singapura, Belanda, Kenya, Papua Nugini, Inggris, Australia, Maroko, Norwegia, Jepang, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Sedangkan organisasi internasional yang hadir adalah United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP), dan European Union (EU).
Peserta yang telah menyatakan hadir sebanyak 260 orang. Haedar optimistis forum yang berlangsung selama 2 hari di UAD dapat melahirkan harapan baru untuk penyelamatan lingkungan yang lebih membumi. (*)