ZonaJogja.Com – Setiya, calon anggota DPR RI daerah pemilihan DIY ini menyuguhkan kampanye dengan gaya beda.
Setiya yang maju melalui Partai Golkar ini mendekati calon pemilih dengan cara tidak biasa.
Ia membuat film pendek berjudul Tahu Gibran The Series.
Film ini mengisahkan kehidupan keluarga sederhana yang memiliki cita-cita tinggi.
“Ini film fiktif tentang sosok bernama Gibran. Seorang mahasiswa dari orang tua petani di salah satu desa di Yogyakarta,” kata Setiya pada acara screening film Tahu Gibran The Series di Sleman Creative Space (16/12/2023).
BERITA LAIN:
- Tiga Caleg Partai Gerindra Kampanye Bersama di Mergangsan, Ratusan Orang Hadiri Tungkak Fest 2023
- Jelang Nataru, Hotel-Hotel di DIY Mulai Panen Tamu, Reservasi Merata
Setiya didampingi Arifin Notonegoro, anak muda yang dipercaya menjadi sutradara film.
Melalui film ini, Setiya ingin menjalin komunikasi dengan 2,8 juta calon pemilih di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia mengajak dialog dengan para calon pemilih, terutama anak-anak generasi-z, melalui pesan yang disampaikan dalam kisah film Tahu Gibran The Series.
Film ini terdiri tujuh episode. Menyuguhkan cerita tentang gambaran masyarakat menjalani kehidupan sehari-hari.
BERITA LAIN:
- Dibuka Hobikoe Bike, Toko Sepeda Listrik di Jalan Imogiri, Harga Miring, Barang Berkualitas
- Dicari Dewan Pengawas Jogjatama Vishesha, Ini Syarat dan Ketentuannya
Mulai perjuangan orang tua membiayai sekolah anak-anaknya, mahalnya bibit tanaman pangan di pedesaan, sampai realitas para lulusan sekolah yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Setiya lantas menerangkan judul Tahu Gibran yang berakhir dengan tanda tanya.
Tanda tanya digunakan untuk mengakhiri kalimat tanya. Kalimat tanya diajukan mereka yang ingin mendengar, mau tahu.
Bukan orang yang ingin memberi tahu, apalagi sok tahu. Kalimat tanya juga bukan perintah, apalagi umpatan!
Mini series “Tahu Gibran?” menggunakan tanda tanya, karena memang mengajak supaya tahu.
BERITA LAIN:
- Kenang Masa Kuliah, Kagama Lampung Hadiri Temu Alumni dan Nitilaku
- Sampai Hari Ini, Pariwisata Kulon Progo Sumbang PAD Rp 4,803 M, Akhir Tahun Gelar Nataru Seru
Lantas, apa realitas dibalik Gibran?
“Mungkin ada yang sudah tahu. Namun, tentu saja banyak yang belum tahu. Terlebih Gibran dalam mini series ini tentu berbeda sama sekali dengan Gibran yang lain,” kata Setiya.
Sutradara Arifin Notonegoro menambahkan kata “tahu” dipilih sebagai narasi.
Ia juga menyebitkan, “tahu” merupakan makanan berbahan kedelai.
BERITA LAIN:
- Resto Zukaria, Tempat Kuliner Enak di Potorono, Harganya Murah Lagi
- 25 Seniman Pameran Bareng di Green Art Space, Memajang 79 Lukisan
Tahu adalah makanan yang tidak saja sehat dikonsumsi, melainkan juga sehat untuk menggerakkan ekonomi rakyat melalui UMKM.
“Film ini menjadi laboratorium bagi saya kembali belajar dengan masyarakat,” ujar Arifin.
Film ini diproduksi selama dua bulan. Penggarapannya melibatkan sebanyak 20 orang.
Pada sesi pertama ini, Tahu Gibran akan ditayangkan secara berkala di kanal Youtube.
Setiya dan Arifin merilis langsung tujuh episode dengan durasi setiap film selama lima menit. (*)